Lengkap Sudah Derita Warga Gaza
Oleh: Cahaya Istiqomah
LenSa Media News _ Kelaparan terus terjadi di tengah warga sipil di Jalur Gaza. Bukannya berkurang, serangan Zionis pada Gaza justru semakin intens. Pesawat tempur melakukan pengeboman, dan tank-tank terus masuk ke kota Gaza.
Menurut otoritas wilayah setempat, akibat agresi Israel 7 Oktober lalu, jumlah rakyat Palestina yang terbunuh mencapai 30.534 jiwa. Angka ini cenderung lebih kecil dibandingkan kenyataan, mengingat lumpuhnya aktivitas pemerintahan di Gaza (antaranews.com, 4/3/24).
“Saya berpura-pura kuat, namun saya takut akan tumbang di hadapan anak-anak saya” ucap warga itu, yang ternyata belum makan selama tiga hari demi mendahulukan anak-anaknya.
Badan-badan bantuan juga sangat sulit mendapatkan akses masuk ke Gaza, disebabkan rusaknya tatanan sosial seiring memburuknya situasi di Gaza. Akses terhadap makanan sangat dibatasi, bahkan hingga berminggu-minggu. Kelaparan makin parah dan risiko kematian makin meningkat.
Sejak awal Oktober, serangan demi serangan Zionis telah banyak menghancurkan toko-toko roti dan gudang bahan makanan, akses kesehatan, akses internet, listrik, air bersih, dan juga bahan bakar.
Di ungkapkan dalam laporan Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), melaporkan bahwa 2,08 juta orang di Gaza menghadapi “kerawanan pangan akut”. Kerawanan pangan “akut” merupakan fenomena jangka pendek, yang di akibatkan ulah manusia. Adapun kerawanan pangan “kronis” yang bersifat jangka panjang dan merupakan akibat dari tidak mencukupinya sarana penghidupan. Warga Gaza berada pada kedua fase itu.
Saat ini, kita umat Islam di seluruh dunia termasuk warga Gaza Palestina menyambut gembira Bulan Ramadhan 1445 Hijriah/2024. Hanya saja seperti yang dunia tau, warga Gaza Palestina menyambutnya jauh berbeda dengan kita. Mereka menyambutnya di tengah puing-puing reruntuhan bangunan, di tengah momok kelaparan, dan di bawah pemboman serta tembakan tentara Zionis, mereka menunggu adzan maghrib.
Lebih dari lima bulan warga Gaza hanya makan seadanya. Sebagian lain mengolah rumput untuk dijadikan santapan saat berbuka puasa. Dikutip dari Hidayatullah.com, beberapa warga juga mengkonsumsi kaktus, tanaman ini tumbuh subur di wilayah Mediterania yang biasa dikonsumsi hewan-hewan liar.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa mengatakan,
“Di Gaza kami tak lagi berada di ambang kelaparan. Tapi kami sudah berada di kelaparan yang berimbas pada ribuan orang” (AFP, 18/03/24)
Bukan Tampa alasan, Joseph Borrell mengatakan hal itu, terbukti dengan tidak izinkannya bantuan-bantuan masuk ke Jalur Gaza. Bantuan dari berbagai negara, logistik, makanan, obat-obatan, selimut, pakaian dan sejenisnya tentunya penting. Akan tetapi, bantuan tidak tersalurkan dengan semestinya. Bahkan, warga Gaza harus bertaruh nyawa terlebih untuk mendapatkan bantuan.
Berharap kepada negara ataupun lembaga dunia bukanlah solusi untuk membebaskan warga Gaza. Apa lagi berharap untuk minta keadilan dengan menyeret Zionis Israel ke Mahkamah Internasional.
Selama kehidupan dunia masih dikendalikan oleh kepentingan yang bersekutu dengan Zionis dan musuh-musuh Islam, maka konflik ini tidak akan berakhir.
Sesungguhnya peperangan ini pertarungan antara ideologi Kapitalisme dengan peradaban Islam. Karena mereka takut dengan persatuan umat Islam dalam satu kepemimpinan. Kepemimpinan Islam akan menghapus hegemoni kapitalisme terhadap dunia.
Namun, kehadiran kepemimpinan Islam bukan hanya menyelesaikan penjajahan Palestina, tapi juga seluruh dunia. Kepemimpinan Islam akan menghindarkan dunia dari penjajahan, penindasan, penyiksaan, penganiayaan, dan bentuk intervensi dari negara-negara kapitalis yang hanya menginginkan keuntungan semata.
Dengan Islam, seluruh dunia akan mendapatkan perlindungan dan rasa aman, karena Islam Rahmat bagi seluruh alam. Saat umat Islam terus mengupayakan tegaknya sistem politik Islam, maka kewajiban kita semua untuk mewujudkan. Upaya ini adalah Fardu kifayah bagi seluruh kaum muslimin.
Salah satu ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan kekuasaan dan politik adalah firman Allah SWT,
“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS An-Nisa: 65).
Dalam konteks politik Islam, ayat ini menjadi penegasan bahwa Islam politik harusnya menjadi jalan keluar atas peliknya masalah Palestina. Selain karena tidak ada cara lain, tetapi juga menjadi bagian dari keimanan pada Allah SWT.
(LM/SN)