Islam Solusi Membebaskan Palestina
Oleh : Anastasia S.Pd.
Lensa Media News – Ramadan tahun ini adalah ujian yang sangat luar biasa bagi penduduk Gaza, kita tahu di tengah suasana Ramadan rakyat Gaza terancam kelaparan. Sayang sekali kita umat Islam, adalah satu tubuh, yang seharusnya mengirimkan tentara membebaskan mereka dari tangan penjajah Zionis Israel. Segala upaya akan sangat sulit apabila kita ingin membebaskan Palestina, karena saat ini kita tidak punya pemimpin Islam. Untuk menggalang solidaritas rakyat Palestina, serta memberikan dukungannya, MUI mengeluarkan seruan untuk menghindari membeli barang-barang buatan Israel termasuk memboikot kurma.
Heboh adanya seruan boikot kurma dari Israel menjelang bulan Ramadan. Waketum MUI Anwar Abbas menegaskan semua produk yang dikeluarkan oleh Israel haram hukumnya dibeli.
“Tidak hanya kurma, semua barang-barang yang dijual atau yang diproduksi dari Israel atau perusahaan yang mendukung Israel, itu haram hukumnya bagi kita untuk membeli,” kata Anwar Detik.com. Rabu (6/3/2024).
Memang, hal tersebut adalah bagian dari wujud persaudaraan sesama muslim, mengajak umat Islam di Indonesia untuk lebih peduli terhadap warga Gaza di Palestina. Namun, seruan tersebut tidak mampu menghentikan serangan penjajahan Israel terhadap warga Gaza dan Pelestina.
Solusi Sesungguhnya Menerapkan Islam
Semenjak Islam diruntuhkan oleh barat, nasib kaum muslimin bagikan debu berterbangan. Dengan jumlah yang banyak, namun tidak memiliki kekuatan. Kondisi yang sama, seperti saat ini kita melihat kondisi Pelestina. Padahal secara kondisi geografis letak Palestina di kelilingi negeri-negeri Islam, dengan penduduk yang lebih besar, jauh berbeda dengan jumlah penduduk Zionis. Apabila negeri-negeri kaum muslimin mengerahkan pasukannya, tentu saat ini Palestina sudah merdeka. Lantas apa yang menyebabkan mereka enggan berperang di jalan Allah?
Jawaban tak lain, karena saat ini kita tidak menerapkan Islam sebagai ideologi. Keadaan saat ini, sebaliknya, kita menerapkan sistem demokrasi sebagai turunan dari sistem kapitalisme. Sistem yang melahirkan kecintaan terhadap nasionalisme. Akibatnya, masalah Palestina seolah-olah bukan menjadi masalah umat Islam, karena berbeda wilayah. Padahal sesungguhnya sesama muslim bersaudara. Mereka bagaikan satu bangunan yang kokoh saling menguatkan.
Rasulullah mengibaratkan satu mukmin dengan mukmin yang lainnya bagaikan anggota badan dalam satu tubuh. Beliau bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Artinya, “Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Muslim).
Rasulullah juga memberikan gambaran tentang eratnya hubungan saling mengasihi, dan menyayangi antara sesama orang beriman, adalah kecintaan dan kasih sayang terhadap diri pribadinya sendiri. Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Artinya: “Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah saw, dari Nabi saw bersabda, ‘Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.'” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam sejarahnya, sepanjang umat Islam menerapkan syariat Islam, mengemban dakwah dan jihad kondisi kaum muslim sangat aman dan dilindungi oleh pemimpin. Karena pemimpin Islam mempunyai tanggung jawab melindungi rakyatnya, bukan hanya bagi muslim tapi juga penduduk non-Muslim. Karena hakikat pemimpin itu adalah amanah, yang akan dimintai pertanggungjawaban di sisi Allah. Kita tentu masih ingat, sikap Rasulullah saw bersikap tegas melakukan pengusiran terhadap kaum yahudi. Di mana saat itu yahudi Bani Qainuqa telah melecehkan seorang muslimah yang sedang masuk ke pasar yahudi, padahal sebelumnya mereka sudah diikat perjanjian oleh Rasulullah saw untuk saling hidup berdampingan secara damai. Akibat pengkhianatan tersebut, yahudi Bani Qainuqa diusir. Telah sangat jelas sikap pemimpin Islam begitu tegas dan keras dalam melindungi umat Islam. Maka dari itu kewajiban yang mendasar saat ini, adalah harus ada upaya dakwah secara pemikiran mengajak umat, untuk menerapkan kembali syariat Islam dalam sebuah negara. Karena negara Islam mengemban jihad yang akan menggerahkan tentara ke Palestina. Dengan begitu Palestina akan merdeka. Pemimpin Islam wajib untuk berjihad memerangi orang-orang yang telah menjajah kaum muslim.
Wallahu’ Alam.
[LM/nr]