Negeri Bebal yang Harus Dikalahkan Umat 

Oleh : Nunik Umma Fayha

 

Lensa Media News – Dan Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu, “Kamu pasti akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” (QS. Al Isra: 4)

Hampir 5 bulan sejak pasukan Hamas menerjunkan pasukan ke wilayah Israel dengan paragliding, 7 Oktober 2023, pasukan Zionis-Israel seperti tak puas melihat penduduk Gaza masih bertahan. Hampir semua wilayah rata dengan tanah. Rumah sakit dan sekolah yang menurut konvensi hukum Humaniter Internasional atau hukum perang (laws of war) adalah wilayah yang tidak boleh diserang, ikut diratakan dengan alasan menjadi tempat persembunyian para pejuang Al Qassam. Penduduk sipil Gaza dari berbagai wilayah terus dihalau menuju satu tempat. Ibarat hanya tinggal ada pojokan saja untuk mereka mengungsi tapi tetap juga diserang tiada henti. Korban tewas dan luka bertambah tiap hari. Gaza nyaris hanya menyisakan Rafah, satu-satunya wilayah yang masih bisa disebut kota.

Sejak puluhan tahun lalu zionis Israel terus berusaha mengusir penduduk Palestina baik di Tepi Barat maupun di jalur Gaza. Kekejian mereka berlangsung tanpa ada yang mampu menghentikan. PBB sebagai lembaga tempat bernaung negara-negara sedunia hanya mampu membuat resolusi yang hanya dipandang sebelah mata tanpa niat menjalankan. Resolusi dianggap omong kosong. Mahkamah Internasional pun tak selayaknya Mahkamah, yang menjatuhkan hukum atau sangsi. Hasil sidang Mahkamah bukannya memerintahkan gencatan senjata di Gaza, tapi meminta Israel untuk mengambil tindakan pencegahan dan menghukum kampanye militer langsung untuk melakukan genosida. Bagaimana bisa teriakan dunia hanya ditanggapi dengan himbauan tanpa sanksi. Bahkan Mahkamah tidak menilai Zionis-Israel melakukan genosida atau tidak, meski faktanya sudah 30.000 lebih nyawa melayang di Gaza dan 70.000-an lagi terluka serius.

Zionis Israel berhenti dan terpaksa menerima gencatan senjata ketika mereka kehabisan amunisi dan terdesak posisinya. Mereka berani bandel menghadapi dunia sebab ‘polisi dunia’ Amerika Serikat, berada di pihak mereka. Belum lagi ‘dukungan’ terselubung Negeri-negeri Islam. Seperti pasokan air yang harusnya bisa diputus dari Yordan, gas dari Turki dan lainnya.

 

Kedegilan Bangsa Pengkhianat

Bangsa Yahudi dari masa ke masa dikenal sebagai bangsa penuh khianat dan sombong.

Banyak disebutkan dalam Al Qur’an, mereka disebut sebagai bangsa yang diberi banyak kelebihan dan keunggulan tapi menutup mata bahwa Allah menjanjikan segala kelebihan itu hanya selama mereka berpegang teguh pada ajaranNya. Termaktub dalam QS. Al Baqarah: 74;

Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat”.

Kebebalan Zionis-Israel salah satunya juga disebabkan bebalnya para sekutunya. Meluasnya demonstrasi anti Israel sebagai bentuk kegundahan karena Negaranya terus mendukung genosida Zionis-Israel di Palestina di berbagai wilayah Amerika dan negara Eropa tidak menyurutkan dukungan pemerintahnya pada Zionis-Israel. Demo masyarakat dianggap angin lalu.

Ustadz Ismail Yusanto dalam channel UIY Official (26/02/2024) menyebut, bebalnya orang Yahudi itu bahkan bila mereka menganggap bahwa langit berwarna merah meski faktanya biru, tetap mereka sebut berwarna merah!

Bebalnya Yahudi sudah mendarah daging. Di masa Nabi Musa, mereka biarkan Nabi menuju tanah harapan sementara mereka hanya menunggu dan menyerahkan urusan padanya.

Bebal yang juga dilakukan semasa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam di perang Ahzab. Mengingkari perjanjian dengan Rasulullah dan terbujuk racun Huyay. Meski paham akan sanksi bila ingkar janji, mereka tetap kukuh dan bersiap menyerang pasukan Muslimin dari belakang.

Saat ini Zionis-Israel tetap bebal. Mereka terus mengkampanyekan gerakan membangun kembali pemukiman Israel di jalur Gaza dan menganggapnya sebagai jaminan keamanan (timesofisrael.com, 23/01/2024). Terus menyerang penduduk sipil dan memblokade masuknya bantuan ke Gaza.

 

Solusi Palestina 

Tanah Palestina dalam penjajahan yang nyata tapi dunia tidak menganggap sama. Solusi Palestina hanya dengan kemerdekaan Palestina, saat bersatunya Negeri Muslim di bawah satu komando.

Dulu Abu Ubaidah memimpin pasukan yang berujung penyerahan kunci Al Quds pada Amirul Mukminin, Umar bin Khattab. Layaknya Shalahuddin Al Ayyubi membebaskan Yerusalem di perang salib II. Shalahuddin mempersiapkan pasukan selama 20 tahun! Seluruh aspek pembentukan generasi, pembentukan bangsa disiapkan melalui ilmu, amal, akhlak, akidah dan ibadah. Para perempuan berperan aktif menyiapkan generasi calon pembebas Palestina (kalam.sindonews.com, 06/10/2020).

Perjuangan kita kini mempersiapkan generasi pembebas seperti Shalahuddin, yang akan memimpin persatuan umat, bukan sekedar menyeru gencatan senjata. Sebab Palestina tidak akan bebas tanpa Kemerdekaan.

Wallahu musta’an.

 

[LM/nr]

Please follow and like us:

Tentang Penulis