Benarkah Hak Asasi Manusia Solusi Permasalahan Dunia?
Hak Asasi Manusia (HAM) yang digadang merupakan solusi dari segala permasalahan dunia kini mengalami penurunan.
Dilansir dari CNN Indonesia (10 Desember 2023), Setara Institute bersama International NGO Forum on Indonesia Development (INFID) mengungkap skor indeks Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia 2023 mengalami penurunan menjadi 3,2 dari sebelumnya 3,3.
“Pada Indeks HAM 2023, skor rata-rata untuk seluruh variabel adalah 3,2, yaitu turun 0,1 dari tahun sebelumnya yang berada pada skor 3,3,” kata Setara dalam keterangan tertulis, Minggu (10/12).
Pemberian Skor itu berdasarkan pemenuhan hak-hak yang mengacu pada 6 indikator pada variabel hak sipil dan politik serta 5 indikator pada variabel hak ekonomi, sosial, budaya yang diturunkan ke dalam 50 sub-indikator.
Sistem yang ada sekarang menjadikan HAM sebagai standar dalam menyelesaikan berbagai persoalan dunia sangat keliru.
Karena HAM menjadikan manusia bebas, sebebas-bebasnya tidak sesuai dengan fitrahnya manusia.
Atas nama hak asasi manusia banyak aturan agama yang dilanggar dan menyebabkan berbagai kerusakan.
Penerapan HAM saat ini dalam kehidupan akan bertabrakan dengan kepentingan orang lain, sehingga persoalan tak kunjung selesai, bahkan menyimpan bahaya pada masa yang akan datang.
Jelas berbeda dengan sistem Islam karena bagi seorang muslim, HAM adalah prinsip yang salah, karena menjadikan manusia bebas tanpa aturan, sementara fitrah manusia adalah lemah yang butuh banyak aturan agar kehidupan bisa berlangsung sesuai dengan yang semestinya.
Islam menetapkan semua perbuatan terikat hukum syara. Dan dengan penerapan Islam secara kaffah hak dasar manusia akan terpenuhi begitu juga terpenuhinya maqasid syariah yaitu ketaatan dalam menjalankan prinsip-prinsip syariah yang tujuannya demi terwujudnya kemaslahatan umat. sehingga manusia dapat hidup tenang.
Karena telah terbukti beberapa abad silam islam memimpin peradaban dunia ketentraman hidup dirasakan oleh berbagai element tanpa terkecuali.
Seperti dalam Firman Allah SWT :
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”. (TQS Al Anbiya ayat 107)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Nabi Muhammad diutus sebagai rahmat bagi seluruh makhluk. Rahmat ini meluas tidak hanya untuk manusia tetapi untuk semua makhluk di dunia. Nabi Muhammad SAW mengajarkan perdamaian, keadilan, dan kasih sayang sehingga hal ini menegaskan bahwa sistem Islam dengan Khilafahnya merupakan solusi bagi permasalahan dunia yang membawa rahmat dan petunjuk bagi seluruh umat manusia dan ciptaan-Nya.
Nurfillah Rahayu
( Forum Literasi Muslimah Bogor)
[LM/nr]