Kualitas Udara Yang Sehat, Sulit Didapat

Polusi udara seringkali menjadi masalah pelik di berbagai kota besar. Salah satunya adalah polusi udara di Jakarta. Bahkan, bulan September lalu, tepatnya tanggal 24, kualitas udara pagi di Jakarta dinyatakan tidak sehat dan menempati peringkat ke-4 terburuk di dunia (Bisnis.com, 24/10/2023).

 

Tentu saja hal ini membuat miris. Mengingat padatnya aktivitas masyarakat di daerah Jakarta. Sehingga dikhawatirkan dampak buruk yang diterima pun akan sangat besar. Padahal mendapatkan kualitas udara yang sehat adalah hak masyarakat.

 

Dampak buruk polusi udara tidak hanya dirasakan oleh masyarakat. Tetapi juga akan menyebabkan rusaknya ekosistem lingkungan. Gangguan pernapasan adalah salah satu dampak dari buruknya kualitas udara. Apalagi bagi yang memiliki riwayat penyakit pernapasan sebelumnya. Sementara itu, salah satu contoh dari rusaknya ekosistem lingkungan adalah pencemaran air dan tanah.

 

Beberapa kemungkinan penyebab meningkatnya polusi udara di Jakarta telah diuraikan berbagai pihak. Salah satunya adalah menurut irjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Sigit Reliantoro, mengatakan penyebab polusi udara di Jakarta karena telah dipengaruhi angin dari wilayah timur. Menurut beliau, pada bulan Juni, Juli, Agustus itu selalu terjadi peningkatan pencemaran di Jakarta karena dipengaruhi oleh udara dari timur yang kering.

 

Kedua, emisi kendaraan yang tinggi, sebagaimana dikutip dari detik.com tanggal 29 Agustus. Padatnya ativitas masyarakat di Jakarta meniscayakan penggunaan kendaraan bermotor yang sangat tinggi sehingga emisi kendaraan pun meningkat. Apalagi ditambah kemudahan mendapatkan kendaraan dan godaan gaya hidup yang tinggi di Jakarta membuat permintaan terhadap kendaraan meningkat.

 

Banyaknya industri besar tentu saja menambah polusi udara jika tidak segera ditangani dengan pas. Singkatnya, berbagai penyebab dari mulai tataran individu, masyarakat dan kurang mengakarnya solusi dari penguasa menjadi mata rantai yang tidak bisa dielakkan sebagai penyebab buruknya kualitas udara di Jakarta.

 

Di dalam Islam, udara dipandang sebagai kebutuhan pokok yang harus mendapatkan perhatian serius dari penguasa. Karena penguasa dalam Islam, memandang posisinya kelak harus dipertanggungjawabkan dihadapan Allah Swt. Sehingga penguasa tidak boleh abai dalam menangani masalah polusi ini dan tidak boleh berlepas tangan.

 

Tentu saja hal ini sangat berbeda dengan kondisi saat ini. Masyarakat harus berusaha keras berhadapan dengan penguasa untuk mendapatan haknya. Karena memang saat ini yang diterapkan bukan aturan Islam, sehingga kepentingan masyarakat bukanlah hal yang utama jika tidak memberikan keuntungan yang berlebih. Wallahu a’lam . Riri Rikeu. [LM/IF/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis