Sulit Ekonomi, Perceraian Makin Tinggi
Sulit Ekonomi, Perceraian Makin Tinggi
Oleh : Lena
LenSaMediaNews.com – Masalah ekonomi sangat besar sekali pengaruhnya dalam sebuah rumah tangga. Angka perceraian yang semakin hari semakin tinggi salah satunya dikarenakan minimnya lapangan kerja. Sehingga banyak para suami menganggur dan para istri harus turun tangan membantu agar dapur bisa ngebul. Akhirnya, banyak para ibu meninggalkan kewajibannya sebagai pendidik dan pengatur rumah tangga demi membantu perekonomian keluarga. Anak-anak harus dititipkan ke pengasuh atau ke orang tua. Belum lagi beban kerja yang membuat lelah hingga sering terjadi percekcokan antara suami istri. Lantas terjadilah KDRT sampai berujung kepada perceraian. Adapula istri yang merasa sudah mendapat penghasilan, menganggap bisa menghidupi anaknya tanpa bantuan suami hingga ia tidak segan menggugat cerai suaminya.
Semakin hari tatanan keluarga semakin lemah karena tidak ditopang oleh ilmu dalam membina rumah tangga. Menikah hanya sekadar untuk menyalurkan hasrat seksual tanpa memahami tujuan dari sebuah pernikahan. Kehidupan sekularisme juga tidak menjadikan generasi sadar harus mempersiapkan pernikahan dengan ilmu agama. Memilih pasangan justru hanya dilihat dari ketampanan, kemapanan, dan rasa cinta. Akhirnya, keluarga yang dibina sangatlah rapuh ketika dihadapkan pada himpitan ekonomi, masalah sosial dan sebagainya. Generasi yang lahir pun tak lagi menjadikan iman sebagai tuntunan. Namun sibuk mengejar hawa nafsu dan kemilau duniawi.
Perceraian yang semakin meningkat dari tahun ke tahun adalah bukti nyata kegagalan sistem sekularisme kapitalis dalam mengatur masyarakat. Kehidupan yang jauh dari agama menciptakan masyarakat yang hanya haus akan kesenangan dunia. Akhirnya pernikahan hanya dipandang sebagai sarana untuk melampiaskan naluri seksualitas saja.
Sejatinya keluarga yang telah Rasulullah SAW contohkan adalah keluarga yang selalu tunduk kepada aturan Allah. Keluarga yang melahirkan generasi Qur’ani, cerdas dan berkualitas. Pembentukan keluarga yang harmonis dan ideal tidak hanya ditentukan oleh faktor individu yang akan menikah saja. Melainkan membutuhkan seperangkat sistem kehidupan yang saling terjalin erat dengan tuntunan Islam.
Individu masyarakat perlu diberikan pendidikan yang cukup mengenai fiqih pernikahan dan ilmu pengasuhan. Sistem sosial ditata dengan aturan Islam, sehingga tidak ada pergaulan bebas yang menyebabkan pernikahan tanpa persiapan. Begitu pun sistem ekonomi, perlu dipastikan mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi para lelaki. Sehingga hambatan ekonomi yang menjadi persoalan rumah tangga dapat terselesaikan. Semua itu membutuhkan peran negara yang adil, kuat dan dipandu dengan syariat Islam berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah.
Wallahua’alam bishowwab.