Tercekik Oleh Polemik PPDB

Oleh : Jessy Tiara Putri 

 

Lensa Media News – Budaya pungli di negeri ini begitu kental seperti sudah mendarah daging di dalam kehidupan kita. Bagaimana tidak, pungli tidak perlu berdasi. Cukup punya “jaringan”, kamu bisa mendapatkan uang dengan mudah.

Baru-baru ini yang paling hangat yaitu saling sikutnya saat PPDB. Berebutnya kursi sekolah disesama orang tua murid, membuat mereka menghalalkan segala cara. Mulai dari “membeli kursi” seperti yang terjadi di Karawang Timur, manipulasi dan memalsukan Kartu Keluarga (KK) seperti yang terjadi di Bogor, Bekasi, dan Pekan Baru. Itu semua yang terangkat, tidak termasuk yang masih tersembunyi beritanya. Kebijakan yang ada lagi-lagi tidak tepat sasaran mulai dari sistem zonasi yang dimanipulasi, jual beli kursi, hingga SKTM digunakan oleh pengusaha besar. Sungguh lucunya negeri ini.

Hal ini menjadi borok baru dalam sistem kapitalisme. Bagaimana tidak, untuk mencapai suatu tujuan perlu uang, tidak ada uang tidak akan tercapai. Dan ini sudah merambah ke dunia pendidikan, yang mana sudah seharusnya menjadi hak seluruh warga untuk mendapatkan pendidikan yang layak, dan difasilitasi oleh negara tanpa dipungut biaya sepeserpun.

Namun, itu tidak berlaku pada sistem hari ini. Yang ber-uang yang berkuasa. Tak aneh jika akan terjadi pula di dunia pendidikan, karena sistem yang bercokol akan merambah ke berbagai sendi kehidupan. Sulitnya bertahan hidup pada hari ini, semua serba mahal, serba butuh uang. Rakyat seperti kehilangan pelindung, semua harus dikerjakan sendiri. Lalu apa fungsi dari keberadaan seorang pemimpin, jikalau tidak mampu meriayah rakyatnya?

Kebijakan yang berlaku saat ini menjadi bukti nyata, gagalnya pendidikan dalam membentuk rakyatnya berkepribadian Islam. Tidak sedikit orang bergelar sarjana tetapi berakhlak buruk. Yang berefek tercetusnya melakukan kecurangan untuk mendapatkan hak rakyat.

Tetapi ini pun terjadi tersebab, kurangnya negara memfasilitasi pendidikan dengan mumpuni. Sehingga tidak ada lagi kastanisasi sekolah, seperti sekolah unggulan, dan sekolah non unggulan.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

«تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَالَنْ تَضِلُّوْاأَبَدًا، كِتَاب اللّٰهِ وَسُنَّتِي»

Saya tinggalkan untuk kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh dengannya, niscaya kalian tidak akan sesat, yaitu Kitabullah dan sunnahku.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menjelaskan bahwa untuk tetap berada pada pokok-pokok yang berada di atas dasar akidah dan sistem Islam. Namun, banyak yang menyalahartikannya menjadi hanya sekedar menjaga akidah tanpa melakukan penerapan sistem Islam yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Disinilah fungsi ilmu, untuk menghantarkan kita kepada ridaNya dan keselamatan bagi seluruh alam.

Dan tanggung jawab negara merealisasikannya. Wajib hukumnya negara menyediakan fasilitas pendidikan yang berkualitas, mudah diakses, dan pastinya gratis untuk semua rakyat. Karena dengan pendidikan, melahirkan generasi penerus bangsa yang mampu bersaing dan pengokoh keimanan. Sebab ilmu yang bermanfaat ialah yang berguna sebagai bekal akhirat.

Oleh karena itu, mari bersama menjalankan warisan Rasulullah yang terabaikan yaitu menerapkan sistem syari’at Islam. Agar kita terbebas dari cengkraman sistem kapitalisme yang menyesatkan manusia. Dengan cara ikut andil mengkaji Islam dan berjuang bersama dalam dakwah secara kaffah.

Wallahu a’lam bishawab

 

[LM/nr]

Please follow and like us:

Tentang Penulis