Fantastik Kemaksiatan Konser Coldplay

Oleh: Indriani
(Aktivis Muslimah, DIY)

 

LensaMediaNews__Sejak Coldplay dipastikan bakal pentas di Indonesia, tampaknya gawai pegawai BCA tak berhenti meletupkan notifikasi. Semua pertanyaan terkait pembelian tiket konser Coldplay diarahkan tak hanya ke laman media sosial BCA, tapi juga lewat pesan pribadi ke pegawainya. Salah seorang pegawai BCA di Yogyakarta mengaku sudah tak menghitung berapa banyak nasabah BCA yang bertanya mengenai tiket presale konser band yang terbentuk di London, Inggris tersebut.

 

Penjajahan Barat lewat fun, salah satunya boomingnya konser Coldplay telah mewarnai hiruk pikuk kondisi umat yang baru saja disucikan dengan nuansa Ramadhan, namun di bulan Syawal telah diramaikan jagat maya dengan berbagai iklan konser musik Coldplay. Bukan hanya mengusung kampanye LGBT, namun juga Indonesia yang mayoritas muslim yang seharusnya mengedepankan akal untuk menimbang sebuah perbuatan, terbius sudah dengan kehadiran group band ini. Berbagai wacana yang tak masuk akalpun hadir di kondisi ekonomi negeri yang sedang sakit ini. Dari dokter yang tertipu belasan juta, guru merelakan gajinya, sampai ada yang berniat puasa sunah untuk membeli tiket konser.

 

Musik yang dibawakannya pun telah mewakili pesan dari kaum LGBT dengan pesona vokalis yakni Chris Martin, yang dulu homofobia sekarang mendukung LGBT. Musik dan syair tidak selalu sejalan dengan penampilan dan gaya, musiknya slow rock misalnya, namun bendera yang dibawa sang vokalis tidak pernah lepas dengan bendera pelangi, telah menandakan ide sekuler yang rusak akan dilepas begitu saja di tengah kaum muslim hari ini.

 

Indonesia wajib menolak kehadiran Coldplay! Tidak hanya merusak moral generasi muslim, namun telah melegalisasi lewat uslub seni kampanye LGBT ini. Kabarnya, dana yang dibandrol untuk membayar group band ini hingga 88 Milyard. Angka yang sangat fantastik, di tengah naiknya harga bahan pokok, namun uang sebanyak itu digunakan begitu saja untuk menyelenggarakan sebuah konser kemaksiatan.

 

Sehingga, semua pihak harus sadar, kaum muslimin semua harus bangun dari tidurnya, bahwa semua ini adalah proyek imperialisme Barat untuk meremukkan, meluluhlantahkan pemikiran, perasaan dan aturan Islam dari nuansa Ramadan menuju kepada kebobrokan mental. Dan mestinya semua pihak juga harus menyalakan semangat yang lebih tinggi untuk menyadarkan umat menghadirkan seni Islam yang mewakili keahsanan, kepribadian yang unik, dan menyegerakan Islam untuk segera dihadirkan ke tengah-tengah umat. Wallahu’alam bishshawab

Please follow and like us:

Tentang Penulis