Kriminalitas Anak Meningkat, Masa Depan Bangsa Dipertaruhkan

0leh: Risa Hanifah

Lensamedinews.com– Banyak orang dewasa melakukan tindakan kriminalitas sudah membuat kita geleng-geleng kepala, apa jadinya jika akhir-akhir ini banyak anak muda berusia belia malah menunjukkan perilaku yang akhlakless, makin ngeri masa depan negeri ini. Masih belum hilang di benak kita terhadap kasus kekerasan yang dilakukan oleh anak seorang pegawai pajak yang menganiaya temannya hingga mengalami kritis. Kasus tersebut makin menyedot perhatian masyarakat setelah terdapat temuan tentang kekayaan yang dimiliki oleh ayah pelaku, seorang pegawai pajak dengan penghasilan selangit hingga menyaingi kekayaan Menteri Keuangan.

Pelaku kriminalitas baik dari kalangan rakyat jelata hingga golongan borjuis sekalipun, wajib dihukum seadil-adilnya jika memang terbukti melakukan kekerasan terhadap orang lain dengan sengaja. Makin miris lagi dari peristiwa ini adalah pelaku yang terlibat masih berusia muda, dia dengan sadar melakukan tindakan tak bermoral. Hal ini menimbulkan rasa geram dan kesal, apalagi ada pelaku lain justru merekam kejadian penganiayaan tersebut. Sungguh perilaku yang membuat sakit hati orang tua melihat anaknya diperlakukan tak manusiawi. Menurut KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) angka kasus anak berhadapan hukum (ABH) semakin bertambah, dimana kasus tertinggi adalah kekerasan fisik dan disusul oleh kasus kekerasan seksual.

Sungguh fakta ini makin membuat resah akan nasib bangsa ke depan jika generasi muda memiliki perilaku yang tidak bermoral. Negara melalui sistem pendidikannya harus mengatasi persoalan ini dan jangan sampai berpandangan bahwa kriminalitas anak akar masalahnya adalah keluarga semata. Sebab, jika kasus ini berada pada jumlah yang trennya makin meningkat maka negara tidak boleh berpangku tangan, justru harus mengambil tindakan yang sistematis agar kerusakan moral anak dapat diselesaikan.

 

Membenahi Landasan Sistem Pendidikan

Menyoal moral bangsa sejatinya tidak bisa lepas dari peran pendidikan suatu negara sebab memiliki peran yang amat krusial bagi pembangunan karakter generasi penerus negeri. Namun sayangnya, Indonesia belum berada di titik gemilang dalam membentuk generasi yang cemerlang. Hal tersebut dikarenakan landasan pendidikan kita yang masih sekuler, yakni mengabaikan peran agama sebagai asas berpendidikan.

Sebagai seorang muslim tentu Al Qur’an menjadi pedoman hidup sehingga menjadikannya sebagai acuan dalam membentuk generasi yang Rabbani. Bagi sebagian orang akan berpandangan bahwa Indonesia adalah negara yang majemuk agamanya sehingga tidak cocok jika menerapkan Islam sebagai landasan sistem Pendidikan. Mereka lupa bahwa Islam datang dibawa oleh Baginda Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmatan lil’alamin, artinya Islam akan membawa kasih sayang bagi seluruh umat manusia.

Oleh karena itu, saat kita menjadikan Rasulullah SAW sebagai tuntunan dan Akidah Islam sebagai landasan kehidupan maka kehidupan yang penuh Rahmat akan terwujud. Demikian pula apabila sistem Pendidikan saat ini dijalankan berasaskan pada akidah Islam maka generasi Rabbani nan cemerlang niscaya akan terbentuk. Sebagaimana sistem pendidikan di masa kejayaan Islam yang mampu menjadi mercusuar ilmu pengetahuan dunia dan para pembelajarnya memiliki kepribadian yang luhur, semua tinta emas sejarah Pendidikan tersebut bersumber pada landasan Islam sehingga pasti membawa kebaikan bagi seluruh umat manusia.

Sudah saatnya negeri dengan mayoritas muslim ini bergegas membenahi sistem Pendidikan mulai dari yang mendasar yakni akidah Islam. Tanpa lagi menggunakan sistem pendidikan yang bersandar pada akar lapuk kapitalisme-sekulerisme yang malah membawa kerusakan bagi moral anak bangsa. Tentu cita-cita ini tidak akan terwujud kecuali dengan kesadaran kita bersama untuk kembali menerapkan Islam secara menyeluruh dalam tiap lini kehidupan. InsyaAllah anak muda Indonesia dan seluruh dunia akan menjadi generasi cemerlang pembawa rahmat bagi semesta alam dan penerus kejayaan Islam. Amin Ya Robbal’alamin []

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis