Rajab : Bulan Mulia Penuh Perjuangan
Oleh : Firda Umayah
Lensa Media News – Umat Islam telah memasuki bulan Rajab beberapa hari yang lalu. Amalan-amalan sunah di bulan Rajab ramai diperbincangkan di majelis-majelis ilmu. Semua muslim juga diharapkan memuliakan bulan Rajab dengan cara tidak melakukan kezaliman. Hal ini merupakan perintah dari Allah Swt sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah SWT ada dua belas bulan dalam catatan Allah pada hari, ketika Allah SWT menciptakan langit dan bumi. Di antaranya terdapat empat bulan haram (suci) Itulah agama yang lurus. Maka, janganlah kalian menzalimi diri kalian di bulan-bulan itu.” (QS. At-Taubah: 36).
Bulan haram adalah bulan di mana umat Islam dilarang melakukan kezaliman, bermusuhan, dan menumpahkan darah. Bulan haram sendiri ada empat bulan. Yaitu Muharam, Rajab, Dzulqodah dan Dzulhijah. Jika pada delapan bulan selain bulan tersebut umat Islam dilarang melakukan perbuatan dosa dan kezaliman, maka pada empat bulan haram, larangan ini semakin tegas sehingga harus benar-benar diperhatikan dan tidak dilakukan oleh umat Islam. Karena dosa yang ditimbulkan masuk dosa besar.
Bulan Rajab bukan hanya bulan yang mulia. Bulan ini juga bulan perjuangan. Hal ini karena terjadi beberapa peristiwa penting di dalam sejarah Islam. Bulan Rajab, sejak Rasulullah saw. hadir hingga berlanjut kepada kepemimpinan para khalifah membawa kisah perjuangan yang layak untuk dicontoh oleh umat Islam saat ini. Meskipun, pada bulan Rajab pula terjadi kesedihan yang luar biasa bagi Rasulullah dan umat Islam.
Terdapat banyak tapak tilas sejarah perjuangan umat Islam pada bulan Rajab. Pada bulan Rajab terjadi peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad saw. Peristiwa ini telah membawa perintah salat fardhu bagi umat Islam. Sebuah perintah yang menjadi tiang agama Islam. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah saw. bersabda, “Pokok dari segala perkara adalah Islam dan tiang (penopang) dari Islam adalah salat.”
Pada bulan Rajab pula ditetapkan sebagai bulan pertemuan antara Rasulullah saw dengan kaum Anshar di Madinah di mana Rasulullah menawarkan kepada kaum Anshar untuk menjadi pembela Islam dan Rasulullah. Pertemuan itulah yang nantinya menjadikan Madinah menjadi negara Islam pertama (Daulah Islam). Namun, pada bulan Rajab pula, Rasulullah saw. mengalami kesedihan.
Kesedihan itu karena berpulangnya istri beliau saw. yakni Khadijah ra. ke rahmatullah. Begitu juga pada paman Rasulullah yang bernama Abu Thalib turut berpulang pada bulan Rajab. Abu Thalib adalah paman Rasulullah yang selalu memberikan perlindungan kepada dakwah beliau saw. saat berada di Mekah.
Perjuangan umat Islam di bulan Rajab juga tampak dengan adanya aktivitas jihad di jalan Allah. Pada bulan ini, terjadi perang Tabuk yang merupakan salah satu perang terbesar yang pernah diikuti oleh Rasulullah saw. Pada perang Tabuk pula, syariat Islam tentang salat jamak diturunkan oleh Allah Swt. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah saw,
Dari Anas RA, ia berkata, “Apabila Rasulullah SAW berangkat menuju perjalanan sebelum tergelincir matahari, beliau akhirkan shalat dzuhur ke waktu ashar. Kemudian beliau berhenti untuk menjamak shalat keduanya. Dan jika matahari tergelincir sebelum ia berangkat, maka beliau shalat dzuhur terlebih dahlu kemudian naik kendaraan.” (HR Bukhari).
Tak hanya perang Tabuk, pada bulan Rajab juga terjadi perang Yarmuk. Yaitu perang yang dipimpin oleh Khalid bin Walid dalam melawan Romawi. Pembebasan Baitul Maqdis di Palestina juga terjadi di bulan Rajab. Pembebasan ini dilakukan oleh Salahuddin Al Ayyubi. Seorang pahlawan Islam yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.
Namun, pada bulan Rajab pula, pada tahun 1924 Masehi terjadi kesedihan luar biasa bagi umat Islam. Karena pada bulan itu, institusi negara pelindung umat Islam yakni Khilafah, resmi dibubarkan oleh Mustafa Kamal Attaturk. Sejak runtuhnya Khilafah yang terakhir di pusat pemerintahan Turki, umat Islam tak memiliki lagi pelindung dan perisai. Lihat saja konflik yang berkepanjangan yang terjadi di Palestina, pengusiran dan penyiksaan terhadap muslim Rohingya di Myanmar dan muslim Uighur di Cina merupakan sebagian kecil gambaran nyata tertindasnya umat Islam oleh penjajahan kaum kafir.
Oleh karena itu, sudah saatnya umat Islam kembali sadar bahwa pangkal dari segala penderitaan hidup saat ini adalah akibat tidak diterapkannya syariat Islam di bawah naungan negara Islam yakni Khilafah. Bulan Rajab susah selayaknya dijadikan umat Islam sebagai momentum perjuangan dan perubahan hakiki. Yaitu sebuah perubahan untuk mengembalikan kembali kehidupan Islam di tengah-tengah masyarakat.
Wallahu a’lam bishawab.
[LM/nr]