Krisis Moral Melanda Pemuda, Saatnya Usir dengan Islam Kaffah
Oleh: Firda Umayah
Lensa Media News-Pemuda. Satu kata yang hampir selalu meramaikan jagat raya. Bagaimana tidak! Berita harian hampir selalu menyuguhkan tentang pernak perniknya kehidupan pemuda maupun pemudi. Baik berita yang mengandung positif maupun negatif. Ini merupakan efek dari bonus demografi membuat kalangan remaja atau pemuda memiliki prosentase yang lebih banyak dari kalangan yang lainnya.
Namun, tak dapat dipungkiri bahwa sebagian kisah yang disuguhkan pemuda jauh dari kata patut dicontoh. Baru-baru ini kembali terungkap kasus kenakalan remaja yang sungguh menyesakkan dada. Sebanyak 23 pelajar tertangkap oleh Polsek Sunggal Medan lantaran melakukan aksi onar dan merampok dua sepeda motor milik warga. Tak hanya itu, polisi juga menyita empat senjata tajam yang digunakan saat para pelajar ini beraksi (detik.com/31/10/2022).
Ya, krisis moral tengah terjadi dikalangan pemuda. Remaja dan juga pemuda yang sarat akan labilnya pemikiran mereka terlebih lagi adanya upaya untuk mengarahkan pemuda ke arah sekularisme, membuat banyak pemuda khususnya pemuda muslim tidak mengetahui jati diri mereka. Kuatnya arus sekularisme-liberalisme yang mengagungkan kebebasan dan pemikiran manusia sebagai aturan hidupnya telah membuat pemuda mudah terbawa arus sistem ini. Apalagi sistem sekularisme – liberalisme marak diterapkan diberbagai negara tak terkecuali negeri-negeri muslim termasuk Indonesia.
Pemuda muslim kini, banyak yang kehilangan identitas dirinya. Identitas sebagai hamba Allah Swt yang seharusnya taat kepada seluruh aturanNya. Identitas yang telah melalaikan akan tugas dari penciptaan manusia yakni hidup hanya untuk beribadah kepada Allah Swt. Identitas untuk menjadi muslim yang terbaik, yang senantiasa melakukan amar makruf nahi munkar. Identitas yang terlepas bersamaan dengan lepasnya institusi negara penerapan syariah Islam yakni Khilafah.
Namun, dibalik hilangnya identitas muslim akan kewajibannya sebagai hamba yang beriman lagi bertakwa tidak boleh membuat umat Islam terlena atau pasrah dengan kondisi yang ada. Umat Islam harus bangkit dengan pemikiran Islam. Umat Islam harus turut memahami tsaqafah Islam yang telah lama digerus oleh pemikiran asing yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
Pengembalian identitas pemuda muslim hanya dapat dicapai jika pemuda turut aktif ke dalam pembinaan tsaqafah Islam sebagaimana yang dilakukan oleh para pemuda di zaman Rasulullah Saw. Mereka melakukan pembinaan di rumah Arqam bersama Rasulullah Saw, Sang Teladan umat manusia.
Tak hanya itu, para pemuda muslim juga harus melibatkan dirinya ke dalam kelompok dakwah ideologis yang menjadikan ideologi Islam sebagai pedoman hidup mereka. Para pemuda muslim juga harus senantiasa aktif terjun ke tengah-tengah masyarakat untuk memahamkan masyarakat khususnya pemuda muslim lain akan wajibnya penerapan Islam secara keseluruhan.
Gerakan pemuda muslim yang terarah dan terorganisir dengan kelompok dakwah yang benar (shohih)sesuai dengan metode dakwah Rasulullah Saw akan mampu menghasilkan gerakan dakwah yang istiqamah di dalam pertempuran melawan kemaksiatan. Dakwah itu tak lain adalah dengan melawan kemaksiatan melalui perang pemikiran. Karena sejatinya pemikiran tertentu akan membuat seseorang memiliki pemahaman tertentu pula. Pemahaman yang telah terbentuk maka akan melahirkan perbuatan atau tingkah laku sesuai dengan pemahaman yang diyakininya sebagai kebenaran. Wallahu a’lam bishawab. [LM/EMH/ry].