Jalur Gaza Memanas,  Butuh Kesatuan Kepemimpinan Umat

Oleh :Elly waluyo

(Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam)

 

Lensa Media News – Jalur Gaza kembali memanas, Israel dengan alasan yang mengada-ada melakukan bombardir. Suara ledakan yang berasal dari sebuah gedung, menewaskan 12 warga sipil dan membuat 80 orang menderita luka-luka. Aksi kejam zionis Israel mendapat kecaman keras dari Aqsa Working Group (AWG). Menurut AWG alasan pencegahan yang dijadikan tameng oleh Israel untuk membombardir properti tak perlu direspon oleh negara lain, bagaimanapun juga Israel merupakan rezim zalim yang harus dimusnahkan dari muka bumi. AWG meminta agar para pemimpin seluruh dunia tidak menerapkan standar ganda dalam merespon tindakan brutal Israel. Di depan mengecam dan mengutuk dengan keras tindakan Israel tapi dibaliknya semakin mesra menjalin hubungan dengan zionis Israel. AWG juga menyerukan aksi pemboikotan pada Israel, seperti pada Rusia yang melakukan penyerangan pada Ukraina dan meminta pada pemerintahan Indonesia serta seluruh warga Indonesia untuk terus mendukung Palestina dengan melakukan pencekalan Timnas Israel mengikuti kejuaraan Piala Dunia U20 yang akan di gelar di Indonesia.

Kecaman hadir pula dari kementerian luar negeri dan Ekspatriat Palestina dengan mengatakan bahwa wilayah Palestina jadi tempat latihan militer Israel dan menjadikan warga Palestina sebagai sasaran tembak. Agresi militer Israel ini juga dianggap sebagai aksi arogansi kekuatan militer Israel untuk menunjukkan kemampuan pada dirinya dan negara-negara pendukungnya dalam teknologi militer. Sementara itu para Mujahid Islam yang berada di jalur Gaza meluncurkan 100 roket ke kota-kota Israel di bagian selatan dan tengah sehingga membunyikan alarm serangan di kota-kota tersebut berdengung. Serangan itu sebagai balasan atas serangan Israel yang menewaskan 10 orang dan 1 anak berusia lima tahun. (https://www.republika.co.id : 7 Agustus 2022).

Sistem sekuler tak akan pernah mampu menyelesaikan permasalahan besar antara Israel dan Palestina. Landasan Kapitalis dan liberalis yang bercokol didalamnya membuat negara-negara lain hanya mampu melakukan kecaman, dan dukungan melalui media saja. Tak ada aksi serius atau langkah konkrit melalui persatuan seluruh negara-negara muslim untuk membebaskan bumi palestina dari cengkraman zionis laknatullah Israel. Malahan demi materi, negara-negara Islam yang ada di sekitar palestina menutup mata dengan aksi dzalim tersebut dengan bergandengan tangan mesra dibelakangnya. Yang lebih menyakitkan, bahkan ada negara yang menutup rapat-rapat pengungsi dari Palestina. Organisasi-organisasi dunia yang mengagungkan hak asasi manusia menjadi mandul ketika peperangan melibatkan umat Islam, hanya menyediakan mediasi antara kedua negara yang bertikai dengan hasil akhir memojokkan Palestina yang merupakan korban kebiadaban Israel, wilayahnya pun semakin sempit. Hal tersebut menunjukkan bahwa sejatinya organisasi dunia tersebut dibentuk untuk digunakan mengontrol negara-negara yang tergabung didalamnya.

Penyelesaian masalah Palestina dan Israel membutuhkan perisai yang sanggup menyatukan umat atas dasar ikatan akidah, bukan ikatan nasionalisme yang membuat umat-umat menjadi terpecah-pecah dan tak merasa satu tubuh. Dalam kesatuan ikatan akidah Islam, seluruh umat Islam bagaikan satu tubuh. Jika ada bagian yang terluka, maka bagian-bagian tubuh yang lain merasakan sakit. Sehingga menumbuhkan kesadaran kebangkitan umat untuk bersatu dan menegakkan syariat Islam sehingga mampu melakukan aksi yang nyata dalam memusnahkan penjajahan di dunia serta menyelesaikan segala problematika umat. Pemimpin dalam Islam adalah Junnah dan perisai umat “Imam (khalifah) adalah perisai dibelakangnya kaum muslim berperang dan berlindung” (HR. Muslim). Tanpa penyelesaian yang berperspektif Islam mustahil krisis Palestina ini berakhir. Sudah saatnya umat Islam bangkit dan menghentikan penghianatan terhadap saudara sesama muslim, para syuhada, dan khalifah serta syekh yang dahulu secara mati-matian mengorbankan diri mempertahankan tanah wakaf muslim yaitu Palestina.

 

[LM]

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis