Generasi Amoral, Tanggung Jawab Siapa?

Kapolsek Medan Baru, Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan, sejumlah pelajar diamankan, pada Selasa (22/3/2022) siang. Para pelajar ini diamankan di dua lokasi yang berbeda yakni, di Jalan Gajah Mada, Kecamatan Medan Baru dan Jalan Sekip, Kecamatan Medan Petisah. Saat itu, para remaja ini diduga hendak melakukan tawuran dengan pelajar yang lainnya. “Kami ada pengamanan sekitar lima orang pelajar yang diduga akan melakukan tawuran,” kata Fathir kepada tribun-medan.com, Selasa (22/3/2022).

Kedangkalan berpikir generasi muda, memandang semua masalah dapat diselesaikan dengan otot bukan otak. Ini adalah bukti lemahnya pembangunan karakter di dalam sistem pendidikan Kapitalisme-sekuler. Jika tawuran sudah terjadi berkali-kali, fenomena tersebut bukan lagi kebetulan atau kesalahan individu, melainkan kesalahan sistemis yang harus ketemu akar permasalahannya. Dari beberapa kasus, tawuran antar pelajar sampai menimbulkan korban jiwa.

Tidak ada sebab tanpa akibat. Tawuran pelajar hanyalah akibat dari sebab. Penyebabnya ada dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah hilangnya identitas hakiki diri remaja. Sistem kehidupan sekuler telah mengikis identitas dan jati diri remaja sebagai hamba Allah. Mereka memandang kehidupan seakan sekadar tempat bersenang-senang.

Peluang untuk berbuat kekerasan di kehidupan sosial juga diakibatkan karena sanksi hukum tidak menimbulkan efek jera alias tidak tegas dan minusnya pencegahan dari kekuatan negara, kontrol masyarakat, dan ketakwaan individu. Akidah sekuler yang menjauhkan remaja dari aturan agama menjadikan mereka terombang-ambing dan terbawa arus. Jadilah remaja kita nirakhlak, gemar bermaksiat, dan berperangai buruk.

Akidah sekuler pula yang mengeliminasi peran mereka sebagai pemuda. Generasi muda hanya tahu tentang eksistensi diri untuk meraih kepuasan materi. Jiwanya teracuni pemikiran sekuler, batinnya kosong dengan nilai Islam.

Di dalam maqashid syariah yang diturunkan Allah Swt., negara menerapkan hukum syarak bertujuan untuk menjaga nyawa manusia. Maka segala sebab-sebab yang dapat menghilangkan nyawa, akan dicegah oleh negara dengan pendekatan edukasi dan sanksi yang tegas. Negeri ini harus mengevaluasi, mengoreksi, serta merevolusi total sistem pendidikan agar tawuran antar pelajar dan problem remaja lainnya dapat terselesaikan secara tuntas.

Kiki Fatmala

[hw/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis