Aziz Yanuar di FGD PKAD:”Maksimalkan Perjuangan dan Suarakan Kebenaran”
Reportase – PKAD—Menanggapi persoalan kriminalisasi ulama, Aziz Yanuar menyampaikan terkait dengan proses dugaan kuat kriminalisas terhadap para aktifis maupun ulama, memang berseberangan pendapat dengan penguasa. Termasuk juga dengan mangkraknya serta tidak sesuai harapannya penyelesaian kasus KM 50.
“Maka saya sependapat dengan apa yang disampaikan oleh guru-guru kita tadi. Bahwa memang kita tidak boleh menghentikan ini dan kita harus maksimal dalam berjuang dan menyuarakan kebenaran ini,” Uangkapnya dalam live diskusi FGD ke-42 Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD): Kriminalisasi Ulama Penistaan Agama dan Pembantaian 6 Syuhada, Sabtu (15/01/2022) di YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data.
Aziz mengungkapkan, menyuarakan kebenaran dengan apa yang memang Allah sudah sediakan sarananya. Dengan keilmuan maupun dengan kemampuan kita masing-masing. Kemudian dalam menyadarkan semuanya, memang pertolongan itu akan datang dengan izin Allah. Bukan karena kemampuan kita.
“Jadi tugas kita memang hanya berusaha. Perjuangan milik kita, kezaliman biarlah milik mereka dan kemenangan itu hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala.” Lanjutnya.
Aziz menuturkan, kita harus maksimalkan dari segala upaya dan dari segala Sisi. Baik dari advokatnya, baik dari pengamatnya, termasuk dari para ahli, dan dari medianya, kita harus suarakan, harus berisik.
“Karena yang kita punya antara lain ini, di samping dengan adanya upaya-upaya lain yang memang strategis. Ini harus tetap kita pelihara isu ini. Karena bagaimanapun juga kebohongan dan juga kebatilan yang terus-menerus disuarakan lama-lama akan menjadi pembenaran,”bebernya.
Kemudian ia menambahkan, jika yang batil saja konsisten, berani, kemudian juga percaya diri dengan kebatilannya. Kita yang benar ini jangan sampai ciut, jangan sampai kita juga tidak percaya diri.
“Juga dengan para netizen dan masyarakat luas. Karena kalau kita diam maka tidak menutup kemungkinan kalau kita akan menjadi yang berikutnya,”pesan pentingnya.
(Hanif Krtistianto, Analisis Politik dan Media).
[ry/LM]