Memahami Perang Ukraina dari Kepentingan Politik Rusia

Oleh : Ummu Jemima

 

Lensa Media News – Menarik memang untuk dikaji, di mana saat ini mata dunia tengah tertuju kepada Negara Beruang Putih. Walaupun Marsha and The Bears begitu menggemaskan mengilustrasikan dua persahabatan antara manusia dan beruang, namun nyatanya itu tidak berlaku bagi hubungan Ukraina dan Rusia yang saat ini tengah dilanda krisis perang. Padahal keduanya adalah negara serumpun, keduanya merupakan keturunan dari Kerajaan Kievan Rus.

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Putin, “Kami berasal dari sejarah dan spritual yang dasarnya sama,” dikutip AFP, Rabu (23/2). Dalam sebuah esai yang berjudul “Tentang Kesatuan Sejarah Rusia dan Ukraina”, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow dan Kiev adalah satu kesatuan.

Pada Desember lalu, Putin menegaskan Ukraini diciptakan pendiri Uni Soviet, Vlamir Lenin pada 1920-an. Namun bantahan itu muncul dari Presiden Ukraina yang tak mau melulu dianggap satu kesatuan dengan Rusia. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan Kiev dan Moskow bukanlah satu kesatuan, meski punya sejarah yang sama.

“Kami tentu bukan satu bangsa. Masing-masing dari kita memiliki jalan sendiri di masa mendatang,” kata Zelensky dikutip Ukraine Crisis Media Center. Hal inilah yang menyebabkan Ukraina dan Rusia terlibat perang. Meski sebelumnya hubungan keduanya mengalami pasang naik yang tak lepas dari konflik.

 

Mengapa Rusia begitu Ngotot terhadap Ukraina

Alasan yang sangat kuat agar Ukraina masuk dalam kendali Rusia, karena Putin enggan memberi izin Ukraina masuk ke dalam Blok NATO Kapitalisnya Amerika. Di masa kejayaan Uni Soviet Ukraina merupakan daerah kekuasaannya yang sangat diperhitungkan hingga kini, yaitu lokasi di kawasan utara Laut Hitam dengan populasi terbesar 40 juta.

Struktur industri pun tidak kurang dari Rusia dengan persenjataan nuklir yang mewakili seperti warisan Uni Soviet. Sehingga dengan alasan ini Rusia sangat merasa memiliki aset besar, yang telah diwariskan di zaman keemasan Uni Soviet. Termasuk wilayah Krimea semenanjung strategis di Laut Hitam yang diberikan oleh Perdana Mentri Uni Soviet saat itu.

Maka sekarang Rusia ingin merebutnya kembali. Karena wilayah ini sangat vital sebagai jalur transportasi Rusia menuju Eropa yang memang dibangun oleh Soviet seperi jalur Turki melalui Laut Hitam atau aliran utara melalui Laut Baltik ke Jerman. Rusia tak dipungkiri memiliki kebutuhan pangan yang saat ini bergantung kepada hasil tanah Ukraina yang subur, seperti gula dan minyak.

 

Letak Geografis Ukraina Harga Mati Rusia. 

Rusia memiliki luas wilayah yang sangat luas yang datar, namun Rusia tidak memiliki pertahanan alamiah, tanahnya datar, tidak memiliki pegunungan, padang pasir, juga tanpa sungai-sungai yang mengalir. Rusia tak memiliki laut hangat yang tak membeku kala musim dingin tiba, sehingga Rusia tidak memiliki angkatan laut hebat.

Bagi Rusia, Ukraina adalah gerbang pertahanan pertama dan posisi internasionalnya karena menghadap ke Laut Hitam dan mengontrol lebih pandangannya atas wilayah Kaukasia Islami yang dianeksasi oleh Rusia sepanjang sejarah. Ukraina hari ini merupakan zona penyangga untuk menyelesaikan simpul historis Rusia.

Terlihat dari ketakutannya terhadap pengaruh dan kekuatan Eropa sebagai rival di masa lalu dan kini. Di masa lalu Rusia pernah diserbu sebanyak dua kali oleh Hitler dan Napoleon. Putin berharap Ukraina dan Belarus menyediakan area yang mampu mengisolasinya dari bahaya NATO dan kemajuan mesin militernya ke arah timur.

Hal ini sebenarnya sudah menjadi kesepakatan, seperti apa yang disampaikan mantan Mentri Luar Negeri AS, Henry Kissinger, bahwa sebelum Uni Soviet bersama Pakta Warsawa bersedia menyerah mengakui kekalahan, Rusia minta jaminan agar semua negara wilayah penyangga kelak akan bebas, seperti Belarus, Ukraina, Rumania dan Bulgaria tetap dikosongkan dari senjata strategis buffer-zone. Dengan kata lain tidak boleh menjadi anggota NATO.

Namun nyatanya Ukraina berpaling tangan. Jatuh ke pelukan NATO, sehingga mudah saja bagi Amerika untuk mendirikan pangkalan militernya tepat di dekat Rusia. Barat yang dipimpin oleh negara adidaya Amerika memahami betul sisi kelemahan Rusia, ada di wilayah Rusia. Dengan begitu Amerika mudah memberikan pengaruh dan kontrol sebagai polisi dunia, yang memang dari awal sudah memosisikan Rusia sebagi rival ideologi.

Wallahu’Alam

 

[ln/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis