Pemerintahan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan mewajibkan seluruh ASN untuk membeli tiket MotoGP Mandalika. Dengan tujuan agar tiket dapat terjual sesuai target, dimana total keseluruhan tiket adalah sebanyak 63 ribu, sementara tiket terjual adalah 23 ribu tiket. (1/3/2022)

Tidak hanya ASN, tiket perhelatan MotoGP juga akan di jual kepada guru dan pelajar, bahkan ustaz dan santri, serta masyarakat umum. Tidak tanggung-tanggung, pemerintah NTB menyampaikan bahwa jika perlu, tanggal 18-21 Maret akan jadikan hari libur, sehingga target 1 persen penduduk Lombok menyaksikan MotoGP bisa tercapai.

Kewajiban membeli tiket MotoGP seakan sebuah pemaksaan di tengah himpitan ekonomi yang tak berkesudahan dan harga-harga yang kian meroket. Padahal tontonan MotoGP hanyalah bersifat hiburan. Pun terhadap para pelajar, santri dan ustaz, manfaat apa yang bisa didapat.

Keuntungan yang tidak lain dan tidak bukan adalah untuk para pemilik modal yang mencari keuntungan dari masyarakat. Tanpa berpikir apakah hal tersebut dibutuhkan, menguntungkan, dan bermanfaat bagi masyarakat luas atau hanya mementingkan keuntungan para kaum kapitalis.

Sudah saatnya umat menyadari bahwa tidak ada untungnya bertahan dengan sistem saat ini. Banyak aturan yang tidak sesuai dengan kebutuhan, dan tidak sejalan dengan ideologi dan akidah Islam. Karena Islam mengajarkan umatnya mendahulukan kebutuhan yang wajib dibandingkan kebutuhan lain, apalagi yang sifatnya hura-hura dan tidak bermanfaat, lebih baik ditinggalkan

Yulweri Vovi Safitria
(Batam, Kepulauan Riau)

[IF]

Please follow and like us:

Tentang Penulis