Larangan Hijab India, Muslimah Butuh Junnah
Oleh: Salsabila Suni
Lensa Media News – Muslim India kembali mendapatkan perilaku diskriminatif dari pemerintahannya. Adanya larangan hijab di perguruan tinggi di negara bagian Karnataka, India Selatan, telah memicu kontroversi yang cukup Besar. Mayoritas Hindu sebagai pemeluk terbanyak di India, berusaha memaksakan nilai-nilai agamanya kepada minoritas penduduk muslim melalui serangan terhadap simbol dan ajaran agama Islam. Hal ini tentu telah melanggar kebebasan beragama yang dijamin di bawah konstitusi India.
Pada hari Selasa (15/02/2022), siswi muslim yang mengenakan jilbab dilarang memasuki sekolah dan perguruan tinggi di seluruh negara bagian. Mereka dipaksa melepas jilbab jika ingin lulus mengikuti ujian sekolah. Namun, mereka dengan lantang menjawab: “Dalam hal ini, kami tidak akan mengerjakan ujian. Kami tidak dapat berkompromi dengan hijab.” (Republika, 17/02/2022)
Islamophobia Menghantui Para Pemimpin Kufur
Tidak hanya muslim India saja yang mendapatkan perlakuan diskriminatif dan terpojokkan, tetapi banyak negara yang berusaha menyulitkan penerapan syariat bagi penduduk muslimnya. Inilah gambaran sistem sekuler-demokrasi yang digaung-gaungkan mampu menyejahterahkan pengikutnya. Islamophobia semakin tampak untuk menyerang minoritas muslim yang tidak memiliki kekuatan hukum dan sebatas berpayung pada keadilan sistem kufur saat ini.
HAM dan kebebasan beragama hanyalah teori berlandaskan keadilan yang sampai saat ini penerapannya masih tumpang tindih dengan aturan lainnya. Toleransi beragama sebatas slogan untuk mengkaburkan batasan seorang muslim dari syariatnya, serta untuk menjadikan muslim semakin terpojok. Pengambilan hukum dari syariat Islam hanyalah bersifat tebang pilih untuk diterapkan, yang mana bila sesuai dengan arus sekuler saat ini maka akan berusaha digunakan, namun untuk sisanya adalah aturan demokrasi yang berjalan.
Hal ini terjadi karena para pemangku dan pemimpin yang sudah dikuasai para musuh-musuh Islam. Mereka berusaha supaya umat Islam sedikit demi sedikit meninggalkan agamanya dan membuat frame bahwa aturan Islam hanya mengatur urusan ibadah ritual, bukan secara holistik dalam seluruh bidang kehidupan. Bahkan melontarkan stigma negatif bahwa ajaran Islam mengekang muslimah ataupun pemeluknya.
Mendorong Kesadaran Politik Umat Islam
Sungguh miris kehidupan kaum muslim di dunia saat ini. Pembantaian, pelarangan jilbab, dan islamophobia mudah dialami kaum muslimin. Bahkan untuk menolong sesama saudara muslim yang terzalimi pun terasa sulit. Umat Islam benar-benar telah kehilangan kekuatan akibat nation state, yang memecah negara kesatuan Islam dan menjadikan negeri-negeri kecil dengan ditanamkan sistem kufur dari Barat.
Sudah saatnya, di tengah susahnya mempertahankan syariat yang dianut serta sikap sewenang-wenang para pemimpin sekuler, menjadikan umat muslim semakin memiliki kesadaran politik dan peka terhadap diskriminasi yang terjadi saat ini. Dan inilah peran kaum muslimin yang menggenggam ideologi Islam, yakni para pengemban dakwah untuk memunculkan wa’yu siyasi (kesadaran politik).
Umat harus sadar bahwa pokok masalah yang terjadi karena umat muslim tidak ada suatu perisai yang mampu menyelamatkan kehormatan dan agama mereka. Perisai (junnah) itu adalah institusi Khilafah Islamiyyah yang dipimpin oleh seorang khalifah yang akan menerapkan syariat Islam. Khilafah akan mampu menjamin hak-hak serta kehormatan manusia. Sebuah sistem menyeluruh untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat saat ini.
Wallahu a’lam bishshawab.
[ah/LM]