Kemiskinan di Indonesia Bukan Natural Tapi Struktural
Reportase – PKAD—Insight # 130 PKAD Jum’at (22/01/2020), mengangkat tema “Pengumuman !! Jawa Timur Nggak Miskin Lagi??. Mendatangkan para narasumber yang ahli dibidangnya salah satunya Arif Firmansyah, SE, M.M dari lembaga Study Ekonomi Ideologis – Elsei.
Beliau memaparkan bahwa, “Kemiskinan secara teori dan kemiskinan natural dan struktural”. Kemiskinan natural, dipengaruhi oleh faktor pendidikan, informasi yang diterima, tidak ada kemauan dan kemampuan. Sedangkan struktural dipengaruhi oleh faktor tidak memiliki akses pekerjaan, dan dari segi penghidupan sudah bekerja tapi UMP / UMR nya rendah sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan.
“Kemiskinan di Indonesia bukan natural tapi struktural”, imbuhnya. Akses pekerjaan dunia usaha atau bisnis hanya dikuasai oleh segelintir orang saja.
Langkah – langkah yang harus dilakukan untuk menurunkan angka kemiskinan diantaranya, yang pertama peran pemerintah kebijakan fiskal membuat harga terjangkau sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan.
Kedua, jika penghasilan dibawah 2 US dolar maka bantuan kesehatan harus 100%. “Kita kan punya sumber daya alam”, tegasnya.
“Ketiga, diberikan tunjangan pendidikan, kalau bisa lebih tinggi misalnya sampai S1”, jelasnya.
“Pengelolaan sumber daya alam bisa menutupi kebutuhan daerah tanpa harus hutang ke provinsi lain atau ke luar negeri”, penjelasan beliau dengan mengadopsi pengelolaan Baitul Mal yang mampu mengelola sumber daya alam untuk kemaslahatan umat.
Beliau juga mempertegas, “Indonesia ini mayoritas muslim, Jatim sebagai Barometer muslim di Indonesia, ada baiknya kalau mengambil syariat Islam untuk menurunkan angka kemiskinan”.
(Hanif Kristianto, Analisis Politik dan Media)
[ry/LM].