Cucu Syaikhona Kholil Bangkalan: Hasil Muktamar NU Harus Menjadi Perbaikan Lebih Baik dan Benar
Reportase – PKAD – Muktamar dari salah satu organisasi Islam di Indonesia yakni NU telah terlaksana dengan terpilihnya ketua umum baru dalam Muktamar NU ke-34. Cucu Syaikhona Kholil dan Pengasuh PP. Al-Muntaha Al-Kholiliyah, Bangkalan, Madura pun menyampaikan harapannya selaku narasumber [LIVE] Insight #118 Pusat Kajian Dan Analisis Data bertajuk “Muktamar NU Ke-34: Jam’iyah, Kemandirian, Dan Manuver Politik.” Jum’at, 24 Desember 2021.
KH. Toha Kholili menegaskan,” Islam ini adalah tinggi, luhur dan tidak ada yang lebih luhur dari Islam.”
Beliau berharap agar masyarakat senantiasa mendalami Islam secara kaffah dan mengakar. Hal ini dibutuhkan umat agar tidak terbawa konsep radikal yang dibuat oleh Amerika. Konsep dari Barat yang menjadikan umat malah takut mendalami Islam seperti yang dicontohkan Rasulullah saw.
“Islam ini yang dibawa, dicontohkan, dipimpin oleh Rasulullah, dilanjutkan para sahabat, tabiin, ulama-ulama utamanya ulama hadits, tasawuf, fiqh untuk menuju Islam yang kaffah. Islam yang mengakar. Kalau radikal sesuai konsep Amerika bukan diikuti yang seperti itu,” jelas beliau.
Lanjut, KH. Toha Kholili dari Bangkalan, Madura juga mengingatkan bahwasanya pertolongan Allah SWT. sangat dekat. Oleh karena itu, semua urusan hendaknya dikembalikan sesuai aturan yang dicontohkan Rasulullah saw. Tentunya aturan yang berasal dari Allah SWT.
“Ketika kita mentok baik urusan kepemimpinan bahkan urusan pasar sekalipun. Bahkan bagaimana netralitas kita hadapi penjajah maka kembali pada aturan-nidhom Rasulullah yang mengacu pada kalamullah. Aturan dari Allah SWT. jalur langit Hal ini menunjukkan pertolongan Allah SWT. itu dekat dengan kita,” tutur beliau.
Oleh karenanya, beliau berharap dengan hasil dari muktamar ini menuju perbaikan lebih baik dan benar. Tentunya sesuai dengan yang diridhai Allah SWT.
“Terpilihnya semoga sesuai dengan yang diridhoi Allah SWT.Perbaikan yang diraih lebih baik dan benar. Tetap merujuk kepada Al-Qur’an sebagai ideologi, sumber hukum, aqidah, syariah dan semuanya. Karena undang-undang dari Allah SWT. merujuk kepada Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah. Betul-betul nantinya ditaati sesuai riayah Allah SWT.,” harapan KH. Toha Kholili terhadap siapapun yang terpilih.
Beliau juga mengingatkan bagaimana seharusnya peran umat kepada pemimpinnya. “Siapapun pemimpin kita, diminta atau tidak, semestinya kita sebagai orang yang melakukan amar makruf kebaikan dan mencegah yang munkar. Mudah-mudahan keadaan ini lebih baik termasuk muktamar NU,” pungkas beliau.
(Hanif Kristianto, Analisis Politik dan Media) .
[ry/LM].