Viralnya kasus bunuh diri Novia Widyasari yang ternyata akibat dari dating violence atau kekerasan dalam berpacaran berupa pemaksaan aborsi yang dialaminya sungguh membuat pilu. Bagaimana tidak, seorang wanita dengan usia muda dan masa depan panjang justru memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan meminum racun.

Novia bukan satu-satunya, hari ini kita sama-sama menyaksikan. Budaya pacaran generasi muda yang kian hari kian bebas dan tanpa batas. Memandang pacaran adalah sesuatu yang baik hingga perlu dipertontonkan dan dipamerkan. Serta berhubungan layaknya suami-istri yang seharusnya dilakukan setelah adanya pernikahan kini sudah jadi kebiasaan lumrah yang tak lagi jadi masalah. Maka jelas, Novia lain di luar sana akan sangat banyak jumlahnya.

Ketidaktahuan dan jauhnya dari agama dan abainya pemerintah menjadi 2 faktor terpenting dari fenomena mengerikan ini. Padahal jelas, Islam mengharamkan perbuatan zina, dan melarang kita untuk mendekatinya, “Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya (zina) itu suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra’: 32). Sebagai seorang muslim, larangan Allah sudah tentu menjadi landasan dan alasan terkuat bagi kita untuk meninggalkan perbuatan keji tersebut.

Maka kewajiban kita adalah bersama dan bersinergi untuk menghapus pacaran bebas dan menyelamatkan generasi. Dengan apa? Dengan kembali pada Islam. Mengkaji dan memahami Islam serta segala aturan di dalamnya. Karena dengan pemahaman Islam yang benar akan membuat segala tingkah laku kita senantiasa terikat dengan syariatNya. Baik kita sebagai individu, masyarakat maupun pemerintah dalam skala negara. Dengan Islam sebagai acuan maka pemerintah akan bisa menentukan kebijakan terbaik untuk memberantas pacaran bebas sesuai dengan apa yang Allah turunkan. Bukan lagi sekedar kebijakan setengah-setengah yang justru mengakibatkan salah arah. [LM, Hw]

Permani Mikasari,
Yogyakarta

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis