Direktur LANSKAP: Tugas Polri Bukan Bikin Lomba

Reportase – PKAD – “Selama ini mural tidak jadi masalah,” pernyataan Aminudin Syuhada’ selaku Direktur LANSKAP dalam [LIVE] INSIGHT #96 Pusat Kajian Dan Analisis Data bertemakan Lomba Mural Kapolri: Bebas Kritik Atau Bela Diri? Hal itu disampaikannya setelah penjelasan makna mural sesuai KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Mural yakni lukisan di dinding. Ia pun memperjelas bahwasanya mural identik dengan kritik sosial (Rabu, 3/11/21).

Adanya efektivitas mural untuk menyampaikan kritik di tengah kebebasan berekspresi tentu menarik dipahami. Kebebasan berekspresi yang bertanggung-jawab dengan memahami syarat-syaratnya menjadi saran Aminudin bagi pembuat karya mural. Beragam fakta pernah tampak ada penangkapan dengan dalih pelanggaran UU ITE dan sebagainya.

Menurutnya para penguasa juga diharapkan menunjukkan eksistensinya berada di tengah masyarakat. “Ini salah satu dari sekian banyak cara bisa menyampaikan aspirasi, kritik dan sebagainya. Sebagai sebuah kritik, sebagai penyampaian aspirasi, maka ini adalah suatu hal yang betul-betul harus diperhatikan oleh penguasa dengan segala alat negara,” tuturnya.

Lebih lanjut ia menambahkan,” Silakan berkreasi dengan bertanggung-jawab. Jangan melanggar UU ITE dan memunculkan nilai-nilai penting dari mural.”

Adapun berkaitan dengan lomba mural yang diselenggarakan Polri di tahun ini ketika pandemi covid-19 belum jelas berakhirnya, maka Aminudin pun juga memiliki pesan bagi Polri. Dalam pandangannya tugas Polri bukan membuat lomba mural, tetapi kembali pada tugas utamanya.

“Tugas Polri bukan bikin lomba. Tugas Polri adalah mewujudkan jargon sebagai pengabdi dan pelayan masyarakat. Keberadaannya harus eksis dirasakan masyarakat bukan rasa takut tetapi keamanan,” tegas Aminudin mengakhiri pernyataannya.

 

(Hanif Kristianto, Analisis Politik dan Media). 

 

[ry/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis