Utang Tersembunyi, Bom Waktu yang Siap Meledak
Gempar. Sebuah lembaga penelitian yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Aid Data dalam laporannya menyebut China telah memberikan utang senilai USD 385 miliar atau Rp5.400 triliun ke 165 negara. Menariknya, laporan tersebut menyebutkan bahwa utang yang diberikan oleh China ke negara lain tersebut disembunyikan dari Bank Dunia dan IMF dengan cara memberikan pinjaman ke bukan lembaga negara, sehingga pelaporannya sulit dideteksi (Merdeka.com, 07/10/2021).
Lembaga tersebut membeberkan bahwa Indonesia memiliki utang tersembunyi ke China sebesar Rp266 triliun. Alih-alih dikontrak atau dijamin secara resmi oleh pemerintah pusat, utang tersembunyi itu dikeluarkan untuk korporasi mahkota perusahaan (BUMN), sebagian besar untuk mendanai proyek-proyek di bawah Belt and Street Initiative (BRI). Utang itu memang tidak muncul di neraca pemerintah, tetapi jika perusahaan peminjam gagal bayar atau bangkrut, pemerintah kemungkinan akan ditekan untuk menyelamatkan mereka, Aid Data memperingatkan.
Menurut pengamat politik dan keuangan Rizal Ramli, perekonomian Indonesia berada pada titik nadir. Terlebih dengan model bisnis perusahaan BUMN Cina yang sengaja menggelontorkan pinjaman fantastis agar negara-negara peminjam tak mampu membayarnya. Dengan begitu saat utang jatuh tempo, China dapat mengklaim aset-aset milik negara dan BUMN (TV One news.com, 8/10/21).
Jika dicermati, tentu hal ini bukan hanya sekadar masalah utang-piutang semata. Tetapi strategi besar untuk merusak eksistensi suatu negara. Hendaknya, kita berkaca pada Sri Lanka yang harus menyerahkan pelabuhan strategis ke Beijing pada tahun 2017, setelah tidak dapat melunasi utangnya kepada perusahaan-perusahaan China. Ya, utang merupakan alat penjajahan gaya baru sebagai hasil manifestasi neoliberalisme yang hanya melipatgandakan kekayaan para konglomerat.
Sungguh Indonesia tak akan bisa keluar dari jebakan utang baik utang terang-terangan maupun terselubung dengan solusi ala kapitalisme. Sebab, sampai kapan pun akan senantiasa gali lubang tutup lubang alias menutup utang dengan berutang lagi. Sudah saatnya membasmi utang dengan cara Islam. Dimana utang luar negeri termasuk riba yang diharamkan Sang Pencipta.
Wallahu a’lam bissshowwab.
Teti Ummu Alif
(Kendari, Sulawesi Tenggara)
[hw/LM]