Mencari Laba, Resahkan Warga di Kala Wabah
Oleh: Nurmaya Sari
(Aktivis Mahasiswa Ma’had Abu Ubaidah Bin al-Jarrah)
Lensamedianews.com-Salah seorang lurah di Kecamatan Ciledug, Tangerang diduga melakukan pungutan liar (pungli). Dalam video yang beredar, tampak seorang pria memasuki ruangan dan menemui lurah. Pria tersebut bertanya perihal biaya untuk mengurus surat keterangan waris. Lurah pun meminta sejumlah uang. Saat ini, lurah tersebut sudah diperiksa. Camat Ciledug, Syarifudin menegaskan lurah tersebut bakal diberikan sanksi tegas. Sebelumnya lurah tersebut sudah dimintai klarifikasi oleh Badan Kepegawaian dan Pengawasan Sumber Daya Manusia (BPKSDM) Kota Tangerang.
Di tengah himpitan hidup yang semakin menjepit akibat pandemi, masih saja ada pejabat yang mencari keuntungan. Bukannya membantu dan mengurusi warga sepenuh hati, justru memeras rakyat melalui pungli. Bukankah ini bentuk pengkhianatan? Allah Swt. berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَا لرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْۤا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَ نْـتُمْ تَعْلَمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” (QS. Al-Anfal 8: Ayat 27).
Beginilah kualitas pemimpin dalam sistem kapitalisme. Pemimpin tidak amanah, tidak adil, juga sangat jauh dari aturan-aturan Allah. Bagaimana mungkin kesejahteraan rakyat dicapai sedangkan hukum yang digunakan merupakan hukum buatan manusia yang terbatas?
Berbeda jauh dengan gambaran sistem pemerintahan Islam (Khilafah) saat diterapkan. Para pemimpin tidak ada yang mencari manfaat dari kesempitan rakyatnya. Mereka tahu bahwa harta di dunia hanyalah sementara sedangkan mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Khilafah terbukti menjadi sistem terbaik sepanjang sejarah dan telah terbukti memberikan kegemilangan yang berpengaruh bagi dunia. Aturan Islamlah yang seharusnya kita terapkan dalam kehidupan agar tidak ada lagi keresahan rakyat yang terdengar. Waalahu’alam. [lnr]