Pandemi Tak Kunjung Pergi, Saatnya Muhasabah Diri
Oleh: Yuke Octavianty
(Pegiat Literasi Dakwah)
Lensa Media News – Pandemi masih membara. Virus Covid-19 masih bergentayangan. Liar dan tak berpola. Mutasi virus pun sangat cepat terjadi. Saat satu strain virus dapat dikendalikan dengan vaksin. Allah munculkan strain lain dengan “kekuatan” yang jauh dari strain sebelumnya.
Proses mutasi pun sangat cepat terjadi. Setelah muncul varian Delta, yang dikenal ganas, kini “terbit” varian Kappa. Gejala yang diperlihatkan varian Kappa, ruam merah di sekujur tubuh diikuti demam tinggi beserta batuk flu dan mata berair. Varian ini juga penyebab lockdown di Meulbourne, Australia. Karena penyebaran yang sangat cepat. Penyebaran virus ini pun sudah terdeteksi di Sumatera Selatan dan Jakarta. (katadata.co.id, 11/7/2021).
Muhasabah diri. Saat kita diuji oleh cobaan, saatnya kita introspeksi diri. Bercermin. Pasti ada yang salah saat kita melangkah. Hingga Allah tak juga kunjung mengangkat wabah. Malahan menambah “kekuatan” pandemi dengan banyaknya strain virus yang kian hari kian berani. Sudahkah kita muhasabah diri?
Mindset kuat tentang hubungan makhluk dengan Sang Pencipta virus, yaitu Allah Azza wa Jalla harus diluruskan. Saat kita merendah dan memohon kepada Allah SWT, memohon agar wabah ini diangkat. Memohon agar seluruh negeri kaum muslimin dilindungi dari wabah. Fakta terbaru tentang rendahnya kasus Covid-19, terlihat di negeri tetangga yang justru tak jauh letaknya dari negeri kita, NBD (Negeri Brunei Darussalam).
Dilansir dari idtoday.co (10/7/2021), Kementerian Brunei Darussalam menginformasikan bahwa sejauh ini, NBD telah mencatat 428 hari nihil kasus. Hal ini merupakan kasus terakhir infeksi Covid-19 lokal sejak laporan terakhir tercatat, yaitu 6 Mei 2020. Lantas apa rahasianya? Bukankah negeri kita dapat “mencontek” rahasia NBD hingga nihil kasus?
Sultan Brunei, Sultan Hassanal Bolkiah, mendorong rakyatnya untuk senantiasa berdzikir dan tadarus Al-Quran selama rakyatnya melakukan karantina (idtopik.co, 10/7/2021). Inilah bukti janji Allah, Al-Quran sebagai obat (asy syifa u linnas). Al-Quran dibaca secara terus-menerus dan digaungkan di seluruh negeri merupakan pertahanan utama terhadap bala dan bencana.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
مَاۤ اَصَا بَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِ ذْنِ اللّٰهِ ۗ وَمَنْ يُّؤْمِنْ بِۢا للّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗ ۗ وَا للّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
“Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Taghabun (64) :11).
Profesor politik University of Nottingham Malaysia, William Case dan post-grad Nadia Hamdan dalam sebuah opininya di East Asia Forum menjelaskan bahwa sistem pemerintahan Brunei sebagai Monarki Absolut dan praktik ‘politik represif namun responsif’ banyak menguntungkan negara ini menanggulangi wabah Covid-19. Peran negara sangat dominan menentukan arah solusi untuk penanganan pandemi. Negara memiliki satu fokus yang jelas agar usaha menangani pandemi menjadi optimal dan maksimal.
Negeri Brunei Darussalam sebagai salah satu miniatur kepemimpinan dengan asas Islam, salah satu potret yang Allah sajikan untuk kita dan dunia. Allah tampakkan dengan jelas bagi seluruh kaum bahwa Islam adalah solusi.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَاۤ فَّةً ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah (2): 208).
Sistem Islam yang menyeluruh hanya dapat terwujud dalam metode yang Rasulullah SAW ajarkan. Yaitu Kekhilafahan manhaj An Nubuwwah. Satu kepemimpinan Islam untuk seluruh negeri di dunia.
Saat satu negeri mengimplementasikan sistem Islam yang menyeluruh, bisa dikatakan negeri itu berhasil. Namun, kesengsaraan dan bencana masih menyelimuti negeri yang lain. Artinya, sistem Islam belum bisa menjadi rahmat bagi seluruh alam jika hanya diterapkan di satu atau beberapa negara saja. Melainkan wajib untuk diterapkan di seluruh penjuru wilayah dunia agar Islam memancarkan cahaya-Nya. Agar Allah turunkan hujan rahmat dan pertolongan bagi seluruh kaum. Sunnatullah, Islam adalah agama yang menjadi aturan seluruh makhluk Allah, di langit dan di bumi. Dan seluruh yang terjadi pada makhluk sudah sepatutnya dikembalikan kepada Allah, Sang Khalik.
Wallahu a’lam bisshowwab.
[ra/LM]