Islam Melindungi Generasi dari Konten Merusak

Oleh : Hanah ummu Isma

 

Lensa Media News – Belum lama ini jagat maya diramaikan terkait tanggapan seorang artis berinisial YS yang mengizinkan anak laki-lakinya menonton film porno. Blak-blakan YS diungkap ketika dia berbincang dengan VM untuk konten YouTubenya. (26/6/21)

Dalihnya dia tidak mau dipandang sebagai orang tua yang kuno yang melarang anaknya menonton film porno. Dia berharap hal tersebut membuat anak-anaknya lebih terbuka kepada dirinya.

Secara tidak langsung pernyataan artis YS dalam memberikan edukatif kepada anaknya tidak berlandaskan sebuah aturan. Seharusnya sebagai orang tua berpikir akan dampak buruknya, bukan malah memfasilitasi dan menemaninya menonton konten berbahaya tersebut.

Ketua KPAI pun menanggapi hal tersebut, “Konten porno itu konten berbahaya. Dampak negatifnya serius bagi tumbuh kembang anak,” kata Ketua KPAI, Susanto, Sabtu (26/6/2021).

Disisi lain kasus kehamilan di luar nikah tinggi, kasus perceraian juga meningkat salah satu faktornya selain ekonomi adalah tontonan yang fulgar.

Dalam sistem Islam semua syariat seputar penjagaan dan pemenuhan naluri seksual akan dipastikan implementasinya, bahkan didukung dengan sistem ekonomi dan pendidikan. Penataan media juga akan diselaraskan.

Negara akan mengatur dan mengawasi media massa seperti koran, majalah, buku, tabloid, televisi, situs internet, termasuk sarana-sarana hiburan seperti film dan pertunjukan, serta berbagai media jaringan sosial seperti facebook, twitter, dan sebagainya. Upaya ini tidak lain agar semua sarana itu tidak menjadi wahana penyebarluasan dan pembentukan opini umum yang dapat merusak pola pikir dan pola sikap generasi muda Islam. (Lihat: Ziyad Ghazal, Masyru’ Qanun Wasa’il al-I’lam fi ad-Dawlah al-Islamiyah, hlm. 6—7).

Di sini tidak luput peran penting orang tua sebagai pendidik bagi anak-anaknya termasuk memantau tontonan yang tidak semestinya. Selain itu peran pemimpin negara juga bertanggungjawab dalam memberikan fasilitas edukatif pada anak-anak termasuk pembekalan agama yang harus dikuatkan agar anak tidak mudah terjerumus. Berikan pembekalan agama dalam membentengi akhlak dengan semisal memberikan wejangan untuk menguatkan akidah akhlak anak-anak.

Apabila pembekalan agama sudah tertanam kuat di dalam dirinya dia tidak akan mudah terbawa arus liberalisasi seksual yang dimana saat ini makin deras digencarkan oleh kaum liberal, baik melalui kurikulum pendidikan maupun media informasi dan hiburan. Maka jelas peran agama, negara dan orang tua kunci utama menjaga generasi bangsa.

 

[ra/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis