Oleh : Zahra Qonita Al Maisaroh

 

Riuh terdengar suara tangisan
Membelah kegelapan tanpa aba-aba
Angin turut iba tetap terjaga
Tidak dengan tanah yang basah

 

Gemuruh langkah kian menuju
Satu arah tak berarak
Dedaun menjadi saksi
Ditancapnya tiang kesedihan nan lara

 

Putihnya kain melambai di tengah hitamnya malam
Di ujung tiang memberi isyarat hati
Air meluncur dari sela kelopak mata
Terbayang sudut bibirnya saling menjauh

 

Isak mengiringi raganya yang terbaring
Kencangnya detak jantung berhadapan
Dengan dia yang tak punya irama apapun
Meski hanya sedegup, sedetak

 

Kisahnya nan telah usai
Aku pun terisak
Mengapa waktu begitu kejam?
Bisakah sedikit mengerti?

 

Untuk berpamit sebelum melaju
Ah… Ini bukan salah Dia
Kau hanya perlu menata hati
Mahsyar dihamparkan untuk semua
Sembari menuju padang
Kau harus melewati sakitnya maut

 

Siapa bilang kisahnya telah usai?
Bagi dunia dia telah pergi
Bagi Mahsyar dia baru saja pulang.

 

Kendari, 3 Mei 2021

[LM/Sn]

Please follow and like us:

Tentang Penulis