Hanya Sistem Islam yang Mampu Selamatkan Rohingya

Oleh: Ulfah Sari Sakti,S.Pi
(Jurnalis Muslimah Kendari) 

 

Lensa Media News – Tidak hanya di negeri sendiri, Suku Rohingya diperlakukan tidak manusiawi, tetapi juga di negara lain. Bahkan seringkali bantuan dan perlakuan yang diberikan kepada Rohingya, diklaim pemerintah bersangkutan sebagai kebijakan terbaik yang telah diberikan.

Seperti yang dilakukan pihak berwenang Bangladesh, mulai memindahkan ribuan pengungsi Rohingya ke pulau terpencil meskipun ada kekhawatiran tentang keamanan mereka. Sekitar 1.600 pengungsi dipindahkan ke Pulau Bhasan Char, sebuah pulau yang retan diterjang banjir di Teluk Bengal, pada Jumat (4/12), menurut laporan kantor berita Reuters.

Bangladesh mengatakan semua pengungsi yang dipindahkan telah memberikan persetujuan. Namun, kelompok pegiat hak asasi manusia telah menyuarakan keprihatinan bahwa banyak yang dipindahkan ke pulau itu di luar keinginan mereka.

Pemandangan luas dari bangunan beratap merah yang akan ditinggal pengungsi di Pulau Bhasan Char. Dimulai pada tahun 2018, total 1.440 rumah telah dibangun dengan dapur dan kamar mandi yang berdekatan untuk digunakan bersama oleh beberapa keluarga.

Sekelompok pegiat HAM, Human Right Watch, mengatakan mereka telah mewawancarai 12 keluarga yang namanya ada dalam daftar pengungsi yang dipindahkan. Para pengungsi itu mengatakan bahwa mereka tidak secara sukarela pergi.

PBB mengatakan telah diberikan “informasi terbatas” tentang relokasi dan menyatakan tidak terlibat dengan relokasi itu. Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abdul Momen mengatakan bahwa pemerintah ”tidak akan membawa siapa pun ke Bhasan Char secara paksa. Kami mempertahankan posisi ini”.

Para pengungsi Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar setelah tindakan keras militer yang dimulai tiga tahun lalu di mana para penyelidik PBB mengatakan sebanyak 10.000 orang tewas dan lebih dari 730.000 terpaksa mengungsi. Meskipun telah ada seruan dari kelompok hak asasi manusia agar proses tersebut dihentikan, tetapi pemerintah Bangladesh tetap mengirimkan sebagian pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char (Viva.co.id/6/12/2020).

 

Rohingya Butuh Sistem Islam

Sudah bertahun-tahun lamanya masalah pengungsi Rohingya tak kunjung menemui solusi. Negeri-negeri Islam hanya menampakan keprihatinannya dalam bentuk bantuan kebutuhan pokok dan obat-obatan, kalaupun memberi suaka hanya beberapa tahun saja. Dengan alasan keuangan negara mereka tidak mampu menanggung untuk jangka waktu yang lama. Padahal jika pemerintah negeri muslim mau, mereka bisa saja menjadikan para pengungsi itu warga negara dan memberikan lahan layaknya transmigrasi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, tanpa mengharapkan bantuan dari pemerintah.

Hanya saja hal tersebut tidak terjadi, mengingat penguasa muslim saat ini tersekat dengan Nasionalisme negara masing-masing. Mereka hanya mau membantu orang-orang yang termasuk warga negaranya. Berbeda saat sistem Islam masih berjaya, persaudaraan umat manusia tidak tersekat Nasionalisme, karena manusia dipersaudarakan oleh ikatan akidah yaitu Akidah Islam.

Umat Islam layaknya satu tubuh. Rasulullah saw bersabda, “ Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut meresakan sakitnya).” (HR Bukhari dan Muslim).

Umat Islam di seluruh dunia dilindungi oleh negara Islam, sehingga ketika kehormatannya diganggu ataupun mereka meminta bantuan / perlindungan dari penguasa Islam, seketika itu pula bantuan akan datang.

Jangankan nyawa satu orang muslim, kehormatan seorang budak pun langsung disahuti sang khalifah, seperti yang dilakukan Khalifah Al Mu’tashim Billah. Pada tahun 837 al Mu’tasim Billah menyahuti seruan seorang budak muslimah dari Bani Hasyim yang sedang berbelanja di pasar. Budak itu meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi. Kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya.

Indonesia, khususnya Aceh juga pernah meminta bantuan Khalifah Turki Utsmani untuk mengusir penjajah Portugis. Sultan Alauddin Ri’ayat Syah, anak dari Sultan Ali Mughauat pernah berkirim surat ke Turki Utsmani yang dipimpin oleh Sultan Sulaiman al-Qanuni anak dari Sultan Selim I.

Andai saja para penguasa muslim saat ini mengingat pesan Rasulullah saw, pastilah mereka tidak akan berpikir dua kali untuk membantu saudara-saudaranya. Dari Hudzaifah, Rasulullah saw bersabda, “ Barang siapa saja yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin, maka dia bukan golongan mereka, dan barang siapa yang pagi dan sorenya tidak ada nasihat untuk Allah, RasulNya, KitabNya, pemimpinNya, dan umumnya kaum muslimin, maka dia bukan golongan mereka. “

Semoga saja penguasa dan umat Muslim saat ini berpikir ulang untuk tetap mempertahankan sistem yang dianut saat ini dan kembali ke sistem Islam.

Wallahu’alam bishowab.

 

[ry/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis