Deklarasi Partai Islam, Apakah untuk Kebangkitan Islam?
Oleh : Novita Sari, S.I.Kom
Aktivis Muslimah Teman Surga
Lensa Media News – Ghirah (semangat) kebangkitan Islam akhir-akhir ini begitu berkobar. Mulai dari lantangnya teriakan kalimat tauhid di setiap aksi damai, tuntutan penegakkan syari’ah dan Khilafah, serta bangkitnya kesadaran umat akan kebutuhan seorang pemimpin yang mampu menerapkan hukum Allah. Bukti bahwa Islam dalam proses menuju kebangkitan. Meskipun tak jarang batu-batu sandungan menghalangi proses ini, namun itu tak menghentikan perjuangan.
Semangat ini tentunya datang dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat biasa, tenaga pendidik, guru besar, ahli hukum, hingga para politikus yang mulai menyadari bahwa Islam-lah solusi atas problematika umat saat ini.
Beberapa waktu ini kita ketahui bahwa Mantan Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR), Amien Rais mendeklarasikan partai barunya dengan nama Partai Ummat. “Partai Ummat akan bekerja dan berjuang memegang teguh Pancasila, UUD 1945, dan semua aturan demokrasi universal,” ujar dia.
Partai Ummat ini memiliki semboyan “Lawan kezaliman dan tegakkan keadilan”. Sementara itu, asas dari partai tersebut adalah rahmatan lil alamin. Semboyan dan asas tersebut, menurut Amien, akan membimbing aksi, kiprah, aktivitas, gerakan dan pengorbanan ia dan sahabat-sahabatnya (Kompas.com – 02/10/2020).
Dan yang terbaru, awal bulan November ini, Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII) A Cholil Ridwan mendeklarasikan berdirinya kembali Partai Masyumi. “Kami yang bertanda tangan di bawah ini, mendeklarasikan kembali aktifnya Partai Politik Islam Indonesia yang dinamakan ‘Masyumi’,” kata Cholil saat memimpin prosesi sakral tersebut yang dibacakan di Aula Masjid Furqon, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat (Liputan6.com, 08/11/ 2020).
Mengutip siaran pers di situs resmi mereka, niatan menghidupkan kembali partai ini berdasarkan dari kerinduan akan sepak terjang Masyumi di masa lampau. Menurut penggerak Masyumi saat ini, sedikit politisi partai politik yang memiliki ideologis dan kebijakan yang berintegritas.
“Mayoritas para politisi Masyumi adalah orang kuat pembelaannya terhadap syariat Islam dan mampu menunjukkan solusi terbaik bagi bangsa Indonesia melalui ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” tulis siaran pers Masyumi (Liputan6.com, 08/11/ 2020).
Kemunculan dua Partai ini sama-sama mengedepankan konsep Rahmatan Lil ‘Alamin. Bisa kita ambil kesimpulan bahwa ini juga merupakan bentuk dari semangat menuju kebangkitan Islam, khususnya di Indonesia. Namun, apakah benar ini demi kebangkitan Islam? Apakah partai-partai ini akan menerapkan hukum Islam secara menyeluruh di tengah sistem politik demokrasi yang bobrok saat ini? Atau, lagi-lagi ini hanya strategi untuk mendapatkan kekuasaan semata seperti pendahulunya?
Hadirnya partai-partai ini sejatinya sedikit membawa angin segar bagi kebangkitan Islam. Artinya Islam semakin dirindukan dan dipercaya dapat membawa kemaslahatan bagi seluruh umat. Namun, sangat disayangkan, partai-partai ini tidak akan mampu menerapkan hukum-hukum Allah selagi demokrasi, kapitalisme dan sekularisme masih memimpin. Sebab tiga hal inilah yang menjadi akar permasalahan dalam sistem pemerintahan kita saat ini.
Bukan bermaksud untuk mendeskreditkan semangat perjuangan para tokoh-tokoh partai tersebut, namun memang seperti itu kenyataannya. Saat ini, yang seharusnya diganti bukanlah partai atau tokoh-tokohnya, melainkan sistem yang dianut oleh suatu Negara. Seperti firman Allah Swt:
“ …Sesungguhnya Allah tidak akan merubah apapun yang ada pada suatu kaum hingga kaum itu merubah sendiri apa yang ada di dalam diri mereka…” (QS. Ar-Ra’d 13:11).
“Dan tiadalah Kami mengutus Engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam,” (QS. Al-Anbiya 21:107).
Jelas sekali bahwa, negeri ini sama sekali tidak akan berubah menjadi lebih baik, selama hukum-hukum Allah belum diterapkan secara menyeluruh. Dan Allah telah mengutus Rasul-Nya, Muhammad Saw. sebagai pembawa dan penyebar syari’at Islam , berupa al-Quran dan Hadis, agar dapat diterapkan serta menjadi rahmat bagi seluruh alam yang berlaku hingga hari kiamat.
Bukankah ini yang umat butuhkan sekarang? Penerapan hukum Allah sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Mulai dari hukum terhadap individu, masyarakat, hingga bernegara, Islam telah mengonsepnya secara detail. Maka jika kemunculan partai politik memang untuk kebangkitan Islam, maka Visi dan Misi mereka haruslah berlandaskan pada aturan dan hukum yang telah Allah tetapkan. Tidak hanya mengambil sebagian dan meninggalkan sebagian lainnya, tetapi penerapan secara menyeluruh (Kaffah). WalLah a’lam bi ash-shawab. [ry/LM].