Boikot Hingga “Akar” Produk Kafir!
Oleh : Novita Sari, S. Iko
(Aktivis Muslimah Teman Surga)
Lensa Media News – Umat Muslim di seluruh dunia dalam kondisi marah. Kembali kaum anti Islam di Perancis melancarkan penghinaan terhadap Baginda Rasulullah SAW dalam bentuk pembuatan karikatur. Hal ini tentu sangat menyakiti hati umat Muslim, sebab tidak akan ada tangan yang mampu menggambarkan sosok Rasulullah karena kemuliaan beliau.
Penghinaan ini tentu membangkitkan berbagai bentuk protes dan mendesak permintaan maaf dari pihak pembuat karikatur. Namun, Presiden Perancis Emmanuel Macron justru menyatakan karikatur tersebut merupakan bentuk dari kebebasan berekspresi. Aksi damai bela Rasulullah dilakukan diberbagai negara. Namun hingga detik ini, tuntutan dari umat muslim hanya dianggap angin lalu.
Tidak adanya respon baik dari Negara Perancis, tentu membuat umat muslim semakin geram, marah dan menganggap bahwa negara tersebut tidak ada keinginan untuk mengakui serta meminta maaf kepada umat Islam. Tak heran, jika aksi selanjutnya yang dilancarkan oleh negara-negara muslim di dunia ialah pemboikotan seluruh produk-produk dari Negara Perancis. Indonesia termasuk salah satunya.
Melalui surat pernyataan Nomor: Kep-1823/DP-MUI/X/2020 tertanggal 30 Oktober 2020, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk memboikot produk-produk Perancis.
“MUI menyatakan sikap dan mengimbau kepada Ummat Islam Indonesia dan dunia untuk memboikot semua produk yang berasal dari negara Perancis,” bunyi salah satu pernyataan dalam surat yang ditandatangani Wakil Ketua Umum MUI, Muhyiddin Junaidi dan Sekjen MUI Anwar Abbas itu (Kompas.com,31/10/2020).
Lantas, apakah aksi pemboikotan produk ini akan berdampak signifikan? Akankah aksi ini bisa menghentikan kasus-kasus serupa? Apakah dengan pemboikotan ini, kaum kafir anti Islam tersebut akan menyerah dan meminta maaf atas penghinaan yang mereka lakukan?
Jawabannya tidak! Kenapa? Kasus penghinaan Rasulullah juga pernah terjadi di negara ini sebelumnya, yaitu beredarnya kartun Rasulullah yang dibuat oleh majalah satir Charlie Hebdo pada tahun 2015. Pemboikotan pun pada saat itu dilakukan oleh umat Muslim, namun itu terjadi hanya dalam waktu singkat. Semua kembali seperti semula.
Saat ini, umat Muslim masih sangat lemah. Masih dianggap remeh oleh mereka yang membenci Islam. Bahkan untuk menuntut permintaan maaf atas penghinaan Rasulullah saja, belum bisa bertindak tegas. Lalu bagaimana sikap kita seharusnya?
Satu-satunya cara yaitu boikot akar dari produk kaum kafir tersebut. Apa itu? Sistem sekuler dan demokrasi yang dipuja oleh kaum kafir barat. Sistem inilah yang berbahaya dan menjadi sumber kerusakan bagi manusia, tidak hanya umat muslim, namun seluruh umat di dunia.
Sistem sekuler yang selalu mengenyampingkan agama dari kehidupan, menganggap agama hanya sebagai ritual ibadah dan bukan untuk aturan hidup apalagi urusan politik.
Kemudian demokrasi juga yang terus melahirkan aturan-aturan yang hanya menguntungkan bagi para kapitalis dan liberalis dan tidak memberikan kemaslahatan bagi seluruh manusia, slogan dari rakyat untuk rakyat dalam sistem demokrasi hanya isapan jempol belaka.
Umat saat ini membutuhkan sistem yang bisa mencabut akarnya dan menggantinya dengan sistem yang dapat membawa umat menuju kebangkitan yang sesungguhnya. Membutuhkan pemimpin yang siap menindak tegas setiap penghinaan atas Rasulullah dan ajaran yang dibawa beliau (Islam). Umat membutuhkan naungan pemerintahan yang bisa menjamin kehidupan masyarakat dari segala aspek.
Semua yang dibutuhkan umat saat ini, telah disediakan oleh Islam. Islam bukan hanya sebatas agama, namun Islam juga merupakan ideologi yang menghasilkan aturan, yang bersumber langsung dari sang pencipta manusia, alam semesta dan kehidupan, yaitu Allah SWT.
Allah SWT dengan jelas menerangkan aturan-aturan dan hukum-hukum dalam menjalani kehidupan baik secara individu, bermasyarakat, hingga bernegara. Rasulullah SAW pun telah memberikan contoh terbaik tentang bagaimana menjadi pemimpin suatu negara.
Bahkan para sahabat meneruskan ajaran yang diberikan Rasulullah hingga Islam berjaya selama 13 abad. Baik muslim maupun kafir, merasakan kesejahteraan di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah yang dipimpin oleh seorang Khalifah. Hak-hak masyarakat terpenuhi dan kewajiban-kewajiban terlaksana dengan pengawasan langsung dari Khalifah.
Hukum yang diterapkan pun tentu tidak berdasarkan hawa nafsu pemimpin, melainkan atas apa yang telah tercantum dalam Alquran, As-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Inilah solusi terbaik bagi seluruh umat saat ini. Penerapan syari’at Islam secara total dan menyeluruh agar terciptanya negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun gahfur.
WalLah a’lam bi ash-shawab.
[ry/LM]