Taubat: Kembali pada Syariat-Nya
Oleh: Mega (Mahasiswi)
Lensamedianews.com– Pandemi virus corona terus meningkat. Kini penambahan kasus hariannya telah mencapai 4.174 hingga jumlah kematian mencapai 10.856 jiwa (Covid19.go.id, 01/10/20). Angka ini tidak terus meningkat jika diberikan penanganan yang serius serta tepat sasaran.
Hal ini diperlukan upaya dari semua pihak untuk mewujudkan pandemi ini agar segera berakhir. Sebagaimana Presiden Joko Widodo mengingatkan masyarakat untuk tidak lupa mengingat Allah SWT di tengah pandemi Covid-19. Salah satu caranya dengan berdzikir dan taubat. “Kita juga tidak boleh melupakan zikir, istighfar, taubat kepada Allah Subhana Wa Ta’ala,” kata Jokowi saat membuka Muktamar IV PP Parmusi tahun 2020 di Istana Bogor, Jawa Barat.
Jokowi juga berharap masyarakat memperbanyak sedekah. Sebab, banyak orang yang keadaannya sulit di tengah pandemi. “Memperbanyak infak dan sedekah karena banyak saudara kita yang memang perlu dibantu di tengah kesulitan yang kita hadapi,” kata dia.
Eks Wali Kota Solo itu berharap corona segera hilang dari bumi Indonesia. Jokowi berdoa agar bangsa dan negara diberikan keselamatan. “Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala segera mengangkat wabah Covid-19 dari bumi Indonesia, semoga Allah selalu melindungi dan memberikan keselamatan kepada rakyat bangsa dan negara kita,” tuturnya (Merdeka.com, 26/09/2020).
/Pandemi Belum Berakhir/
Berbagai problem terus melanda negeri ini, upaya untuk menangani masalah Covid-19 juga terus dilakukan. Namun wabah ini belum berakhir dan angka kematian terus bertambah. Terlebih kematian sejatinya menjadi akhir dari kehidupan yang fana, ini merupakan bentuk ujian di dunia. Sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah ayat 155 yang artinya: “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Ayat di atas memberikan renungan bahwa bentuk ujian yang diberikan adalah agar kita bisa melewatinya dengan proses yag baik. Kendati demikian, tidak terlepas pada mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya bekal kehidupan, terlebih hidup dalam wabah pandemi saat ini.
Telah banyak korban jiwa, bahkan mau menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup. Ini menggambarkan betapa sistem kesehatan, ekonomi, dan sistem lainnya belum menjadi solusi solutif dalam mengatasi masalah. Hingga upaya yang dicanangkan pemerintah untuk saling bahu-membahu untuk meringankan beban satu sama lain agar saling meringankan, namun kesadaran ini hanya solusi bersifat sementara.
Begitu pula halnya dengan taubat kepada Allah SWT hendaknya secara bersama-sama, rakyat dan pemerintah bersungguh-sungguh dalam upaya ini. Dengan mewujudkan taubat yang sebenarnya ini yaitu mencampakkan hukum aturan buatan manusia dan kembali pada syariat-Nya. Sebagaimana pemerintah me-riayah umat dengan mewujudkan taubat secara kaffah ini hingga Allah SWT menurunkan rahmat-Nya ke muka bumi ini hingga semua teratasi.
Sesungguhnya jalan keluar terbaik hanya dengan kembali sistem Allah. Sebuah sistem yang akan memanusiakan manusia yakni sistem Islam (Khilafah). Karena hanya sistem inilah yang mampu membebaskan umat dari keadaan yang penuh kesulitan saat ini. Mewujudkan kembali predikat khairu ummah (umat terbaik) yang diselamatkan Oleh Allah SWT.
Kembalilah pada syariat-Nya yang mampu mengurus dan menjadi perisai umat dengan akidah dan syariah. Hingga keberkahan dan kemuliaan mampu dirasakan umat.
Wallahu a’lam bishshawab.
(Ah)