Salah Panutan, Identitas Kaum Muda Tergadaikan

Baru-baru ini masyarakat, khususnya anak muda Indonesia dibuat gaduh dengan pernyataan wakil presiden RI. Dalam wawancaranya beliau menyampaikan tren korean pop atau K-Pop dapat mendorong munculnya kreativitas anak muda Indonesia untuk mempromosikan budaya bangsa ke dunia Internasional.

Budaya korea masuk ke Indonesia berawal dari drama korea yang berhasil memukau masyarakat Indonesia. Bukan hanya itu, tren K-Pop berhasil meracuni anak muda Indonesia dari sisi fashion, food, film, musik, hingga pada standar kehidupan. Mereka rela bersusah payah untuk segala hal yang berbau korea, semata-mata memenuhi kecintaan pada sang idolanya, tak peduli walau harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Mirisnya, penggemar K-Pop didominasi oleh kaum muslim terkhusus kaum muda muslim/muslimah.

Jika ini dibiarkan, yang terjadi adalah generasi muda Indonesia akan mengalami krisis identitas. Mereka tidak lagi menjadikan agama atau akidah islam sebagai landasan hidup. Kehidupan mereka berjalan tanpa aturan yang mengikat apalagi perihal memenuhi yang disukai. Mereka hanya melihat kehidupan dari wujud fisik yang memberikan kesenangan diri, padahal sejatinya dunia itu fana. Tidak ada lagi penerus negeri yang visioner untuk membangun peradaban gemilang dengan islam.

Masih banyak dampak negatif lainnya dari krisis identitas ini. Generasi mudalah penggerak negeri. Jika kaum muda terus sakit dari sisi pemikiran, standar kehidupan, dan panutan, maka bagaimanakah nasib generasi di masa depan? Tentu tidak akan berkembang negeri ini ke arah kebangkitan.

Wahai kaum muda! Pilihlah hidupmu! Apakah engkau akan tetap berdiam dan menjadi korban kembali atau bergerak untuk menguatkan akidah islam dalam diri untuk kebangkitan negeri?

Alma Pratiwi Husain
(Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Yogyakarta)

 

[LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis