Tumpul ke Atas dan Tajam ke Bawah

Akhirnya, tersangka kasus korupsi Bank Bali yang merugikan negara sekitar 930 milyar rupiah berhasil ditangkap pihak kepolisian setelah buron 11 tahun. Sungguh waktu yang sangat lama, hanya untuk menangkap satu tersangka.

Hal ini tentu menjadi indikasi bahwa ternyata penegakkan hukum di Indonesia sungguh masih sangat lemah. Terlebih lagi saat diketahui bahwa ternyata pihak yang seharusnya menjadi penegak hukum, justru menjadi salah satu oknum yang membantu tersangka dalam upaya pelariannya.

Miris. Hampir 75 tahun Indonesia merdeka, namun bisa kita saksikan bahwa penegakan hukum di negeri ini bukannya semakin baik malah justru sebaliknya. Apa yang salah?

Jika kita telusuri, kesalahan bukan hanya pada oknum pelaku saja. Lebih dari itu, hukum yang diterapkan saat ini bukanlah hukum yang mampu menjerakan pelaku dan menjadi nasihat bagi yang lain. Hukum kita hari ini ibarat pisau yang hanya tajam menjerat rakyat kecil, namun tumpul bila menyangkut para pejabat dan korporat. Memang akan seperti itu bila pembuat hukum diserahkan pada manusia, bukan dari Allah Sang Pencipta. Sesuai sifatnya, manusia adalah makhluk yang lemah, maka hukum yang dihasilkan pasti akan lemah pula. Sedangkan Allah adalah Dzat Maha Sempurna, maka sudah tentu hukum yang berasal dari Allah adalah sempurna.

Oleh karena itu, jika kita menginginkan hukum sempurna yang akan menjerakan pelaku dan menjadi nasehat bagi yang lain, hanya ada satu cara. Kita tinggalkan hukum manusia yang serba lemah ini dan beralih kepada hukum Allah. Dalam Islam Allah telah menurunkan aturan lengkap tanpa cacat untuk setiap aspek kehidupan kita, lalu apa yang membuat kita masih enggan untuk menerapkannya?

 

Mika Sawayaka
(Guru, Yogyakarta) 

[ah/LM] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis