Defisit anggaran APBN yang mencapai lebih dari 5% memaksa pemerintah harus mencari sumber pembiayaan baru untuk menutup defisit tersebut. Namun seperti yang sudah-sudah, langkah yang diambil pemerintah adalah mengambil utang dari luar negeri dan juga berencana menerbitkan Surat Utang Negara (SUN).

 

Lagi-lagi, pemerintah mengambil utang sebagai solusi dari hampir seluruh masalah keuangan di negeri ini. Padahal seperti yang kita semua tau bahwa utang luar negeri Indonesia hari ini jumlahnya sudah sangat banyak, belum lagi bunga yang harus dicicil setiap tahunnya. Bukannya semakin baik, masalah keuangan negeri ini justru semakin memburuk.

 

Sungguh miris, negeri yang dikaruniai kekayaan luar biasa oleh Sang Pencipta baik di darat maupun di lautan, hari ini harus menjadi negeri pengutang karena salah kelola. Bagaimana tidak, jika pemerintah saat ini menerapkan sistem ekonomi kapitalis yang jelas-jelas menyimpang dan malah membuang sistem ekonomi Islam yang berasal dari Sang Pencipta.

 

Akibatnya pun bisa kita saksikan hari ini, Indonesia terlilit utang ribawi dalam jumlah yang teramat besar, padahal kita sebagai muslim tentu tau bahwa riba adalah haram dan dosanya sangat besar. Lalu bagaimana kita bisa berharap Indonesia menjadi negeri yang sejahtera jika dengan sadar bangsa ini bermaksiat kepada Sang Pencipta?

 

Belum terlambat, jika kita mau menyelamatkan negeri ini, khususnya pemerintah dalam hal ini. Hal yang harus dilakukan adalah membuang sistem ekonomi kapitalis yang sudah jelas kegagalannya, lalu menggantinya dengan sistem ekonomi yang berasal dari Sang Pencipta yaitu sistem ekonomi Islam yang telah terbukti mampu menyejahterakan rakyatnya selama 14 abad tanpa mengalami defisit. Wallahua’lam. [Faz/LM] 

Mika Sawayaka
(Guru, Yogyakarta)

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis