Bijaksana Menyikapi Corona
Oleh : Arwiyanti
LensaMediaNews— Sejak beberapa bulan yang lalu, dunia digemparkan dengan wabah virus Covid 19. Berawal dari Wuhan, China hingga akhirnya hampir seluruh dunia terkena dampaknya. Covid 19 tak lagi sekedar epidemi, tapi sudah menjadi pandemi.
Indonesia termasuk wilayah yang rentan akan penyebaran virus ini. Mempunyai wilayah yang cukup luas ditambah banyak pintu keluar masuk baik dari maupun ke luar negeri. Wisatawan maupun TKA masih bebas bahkan dari negeri asal virus ini, China.
Kepala Bagian Humas dan Umum Ditjen Imigrasi Arvin Gumilang, menjelaskan dalam keterangan tertulis pada Selasa, 17 Maret 2020 kemarin, 49 TKA terbang dari Jakarta menggunakan Garuda Indonesia dengan kode penerbangan GA-696 dan sampai di Kendari pukul 8 malam. Mereka berasal dari Provinsi Henan, Hebei, Jiangsu, Shaanxi, Jilin dan Anhui (Tirto.id, 19/03).
Padahal mayoritas masyarakat sudah sangat khawatir dan kekhawatiran itu sebuah rasa yang wajar jika kita mau melihat fakta, karena memang banyak yang terhantarkan kematian setelah terkena virus Covid 19 ini.
Sedangkan, di sisi lain pemerintah dinilai sangat lambat menangani kasus ini. Bahkan terkesan tidak serius. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah segera menerapkan kebijakan lockdown atau isolasi diri. IDI berpendapat, cara itu merupakan langkah efektif untuk menekan penyebaran virus Covid-19 alias corona (Republika, 22/03).
Namun sebagian masyarakat juga menyikapinya dengan berlebihan. Salah satunya sikap panic buying, yang menyebabkan kelangkaan beberapa barang mulai dari bahan makanan, masker, hand sanitizer, vitamin hingga menyebabkan harga melonjak tinggi. Ditambah viralnya berita hoak, kurang sigap dan keseriusan negara mengkounter berita hoax tersebut. Negara tidak memberikan keterangan secara gamblang hingga membuat masyarakat bertanya-tanya.
Virus Corona atau COVID 19, bukan wabah pertama yang ada di dunia. Sebelumnya ada Flu Burung, SARS, MERS, Kolera, dan Ebola. Selain itu ada juga virus yang dikenal Black Death, virus yang membunuh hampir 1/3 masyarakat Eropa saat itu.
Sebagai seorang muslim, kita dituntut untuk selalu berpegang teguh pada apa yang telah Allah turunkan. Termasuk untuk menyikapi wabah ini. Maka sesuai dengan standar hukum syariat, berikut beberapa hal yang bisa kita, umat Islam lakukan.
Pertama, dengan senantiasa meminta perlindungan kepada Allah. Karena virus corona ini kita yakini, tak akan pernah bergerak tanpa perintah dan izin dari Allah. Dan juga kita yakin bahwa hanya Allah lah sebaik-baik pemberi perlindungan.
Salah satu doa mohon perlindungan:
اللّٰهُمَّ إنيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَ الْجُنُوْنِ وَ الْجُذَامِ وَ سَيّئِ الأَسْقَامِ
“Ya Allah aku berlindung kepadamu dari penyakit kusta, kegilaan, lepra dan penyakit-penyakit yang jelek.” (HR Abu Dawud dan Nasa’i)
Kedua, berikhtiar semaksimal mungkin untuk melakukan pencegahan agar tidak tertular kepada diri kita dan orang-orang yang kita sayangi. Yaitu dengan cara mengikuti cara-cara yang telah diajarkan para ahli, misal cuci tangan sesering mungkin, keluar dengan memakai masker, menghindari kerumunan dan menjaga pola hidup sehat.
Bagi seseorang yang dicurigai atau bahkan sudah terkena harus dengan kesadaran melakukan isolasi diri. Dalam hal ini akan lebih efektif jika melibatkan pihak berwenang. Dan ajaran Islampun telah mengajarkan hal itu.
Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW bersabda: ” Janganlah unta yang sehat dicampur dengan unta yang sakit”
Dan kita harus berupaya menghindari keburukan di suatu daerah yang terkena wabah. Kita sebagai seorang muslim dituntut untuk meminimalisir resiko bencana. Karena satu nyawa manusia itu sangat berharga.
Rasulullah SAW bersabda, ” Jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri. Maka, jangan kalian memasukinya. Dan jika kalian berada didaerah itu janganlah kalian keluar untuk lari darinya.” (HR. Bukhari & Muslim).
Ketiga, bertawakal kepada Allah SWT. Kita sebagai muslim menyakini bahwa yang menghidupkan dan mematikan hanyalah Allah SWT. Ketika ajal belum sampai maka tak ada kematian baik kepada yang terkena corona maupun tidak. Begitu juga sebaliknya. Maka yang perlu kita siapkan adalah bekal ketaatan kita.
Keempat, percaya kepada Allah atas qodho dan qodar Nya. Sesungguhnya Allah ketika menurunkan penyakit beserta dengan obatnya. Maka kita disunnahkan untuk berobat.
Dan yang terakhir, adalah perlunya peran aktif negara untuk menghentikan penyebaran virus ini. Dengan cara, memastikan makanan yang beredar di masyarakat adalah makanan yang halal dan thoyib. Mengedukasi masyarakat atas bahaya virus ini dan cara pencegahannya. Dan jika ketika negara harus mengambil keputusan Lockdown maka negara harus menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat. Selain itu juga negara harus mempersiapkan penanganan korban dengan upaya yang maksimal.
Jika rakyat dan negara mampu bekerja sama dengan baik, maka in syaa Allah wabah ini akan segera berlalu. Semoga Allah segera menurunkan pertolongan kepada seluruh umat manusia, terutama kaum muslimin. Aamiin. Wallahu a’ lam bish showab. [ry/LM]