Kita Bersaudara?
Oleh : Luthfi Almumtazah
Aku, kamu, dia, adalah kita
Ya! kita!
Kita yang katanya satu perasaan
Masih saja enggan untuk satu ungkapan
Kita yang mengaku satu pemikiran
Masih saja nyaman atas kemunafikan
Kita yang menginginkan satu aturan
Masih saja diam melihat kezaliman
Bukankah kita muslim, kita bersaudara?
Lalu, dimana?
Dimana kita saat tembakan menghujani Palestina?
Dimana kita saat pemaksaan merajalela Uighyur Cina?
Dimana kita saat jeritan pilu melanda Rohingya?
Dimana kita saat penindasan menista India?
Dimana kita saat digemakan seruan hayya ‘alaljihad?!
Ingin berlari, namun langkah terhenti
Ingin bergerak, tapi badan berantai
Sungguh, nation state menyekat ruang pikir dan hati
Masa itu, kita satu
Satu muslimah diganggu, satu pasukan menyerbu
Masa itu, kita satu
Satu seruan, satu gerakan
03 Maret 1924 junnah runtuh
Yang dicerai-berai lebih dari lima puluh negara
Yang dilenakan akan kenikmatan dunia
Yang masih sanggup berjabat tangan sementara luka menganga
Yang tak pecah tangisnya meski saudaranya didera siksa
Angkatlah wajahmu
Buka matamu
Tajamkan pendengaranmu
Bangkitlah, ummat membutuhkanmu
Ya Rabbi…
Kami yang bagai buih di lautan
Satukanlah dalam satu ikatan
Aqidah Islamiyah
Ya Rabbi…
Satukanlah kami dalam satu panji
Lailahaillah Muhammadurrasulullah
Kuatkan kami dengan satu perisai
Khilafah Islamiyah
Yang akan meluluhlantakkan kemunafikan, kemaksiatan, dan kezaliman
Allahumma innaka ta’lamu anna hadzihil qulub, qadijtama’at ‘alaa mahabbatik
wal taqat ‘alaa thaa’atik, wa tawahhadat ‘alaa da’watik
wa ta’aahadat ‘alaa nushrati syarii’atik
innaka ni’mal mawlaa wa ni’man nashiir
Tanoh Rencong, 03 Maret 2020
(Luthfi Almumtazah, Pujangga Musafir Dunia)
[sn/LM]