Oleh: Ririn Dyah Wijayanti

 

LensaMediaNews— Unik. Begitulah sikap Pemerintah Indonesia menghadapi wabah virus Corona. Kompas (29/01/2020) menyatakan otoritas Cina mengumumkan peningkatan total kematian sebanyak 132 orang meninggal, 17 Negara terkonfirmasi terinfeksi virus Corona.

 

Negara tersebut di antaranya Cina (6 056 kasus), Malaysia (4 kasus), Uni Emirat Arab, Jepang (1 kasus), Korea Selatan (4 kasus), Taiwan (3 kasus), Thailand (8 kasus), Singapura (4 kasus), Australia (5 kasus), Amerika Serikat (5 kasus), Kamboja, Nepal, Kanada, Srilanka, Perancis (3 kasus), Vietnam (2 kasus), dan Jerman.

 

Di sisi lain, Pemerintah Indonesia bersama 13 negara lainnya pagi ini (29/01/2020) sepakat akan mengevakuasi warganya dari Wuhan. Namun, Indonesia masih menerima 174 turis dari China (harianhaluan.com, 26 Januari 2020) meskipun telah ada penolakan dari netizen terkait hal tersebut, juga dengan tidak adanya pembatasan perjalanan ke Cina.

 

Hal ini dikemukakan dr. Anas Ma’ruf di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (22/1/2020) malam karena bisnis dapat merugi dan ekonomi bisa berhenti (harianjogja.com, 23/01/2020). Patut disayangkan mengingat virus Corona ini sudah menjadi wabah. Perlindungan total terhadap rakyat seharusnya lebih menjadi pertimbangan dibandingkan untung dan rugi dalam bisnis.

 

Wabah penyakit terjadi juga di zaman Rasulullah SAW meski bukan virus corona. Salah satunya kusta yang menular dan mematikan dan belum diketahui obatnya. Nabi memerintahkan tidak dekat-dekat atau melihat orang yang mengalami lepra atau leprosy. “Jangan kamu terus menerus melihat orang yang menghidap penyakit kusta.” (HR Bukhori)

 

Hadist ini dinilai hasan dan sesuai bakteri penyebab kusta yang ternyata mudah menular antar manusia. Nabi Muhammad SAW juga pernah mengingatkan umatnya jangan berada dekat wilayah yang sedang terkena wabah.

 

Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari)

 

Hadist ini mirip metode karantina yang kini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit. Selain kusta, Nabi Muhammad SAW juga pernah menghadapi wabah di masa hijrah ke Madinah. Saat itu situasi Madinah dikatakan sangat buruk dengan air yang keruh dan penuh wabah penyakit.

 

Menghadapi situasi tersebut, Nabi Muhammad SAW meminta pengikutnya untuk sabar sambil berharap pertolongan dari Allah SWT. Seperti diceritakan Aisyah, mereka yang bersabar dijanjikan syahid. Dalam hadist juga disebutkan janji surga dan pahala bagi yang bersabar saat menghadapi wabah penyakit. Artinya: “Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang meninggal karenanya). (HR Bukhori)

 

Selain di masa Rasulullah, kisah wabah penyakit juga ada di masa khalifah Umar bin Khattab. Dalam hadist diceritakan, Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam saat kabar wabah penyakit diterimanya dalam perjalanan.

 

Hadist yang dinarasikan Abdullah bin ‘Amir mengatakan, Umar kemudian tidak melanjutkan perjalanan. Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam, saat sampai di wilayah bernama Sargh.

 

Saat itu Umar mendapat kabar adanya wabah di wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf kemudian mengatakan pada Umar jika Nabi Muhammad SAW pernah berkata, “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhori)

 

Dalam hadist yang juga diceritakan Abdullah bin Abbas dan diriwayatkan Imam Malik bin Anas, keputusan Umar sempat disangsikan Abu Ubaidah bin Jarrah. Dia adalah pemimpin rombongan yang dibawa Khalifah Umar.

 

Menurut Abu Ubaidah, Umar tak seharusnya kembali karena bertentangan dengan perintah Allah SWT. Umar menjawab dia tidak melarikan diri dari ketentuan Allah SWT, namun menuju ketentuanNya yang lain. Jawaban Abdurrahman bin Auf ikut menguatkan keputusan khalifah tidak melanjutkan perjalanan karena wabah penyakit.

 

Wabah penyakit sejatinya tidak pernah diharapkan muncul hingga mengakibatkan kekhawatiran. Namun selalu ada alasan yang mengakibatkan wabah penyakit muncul dengan dampak yang tidak bisa diperkirakan.

 

Menghadapi kondisi ini, ada baiknya mengamalkan doa seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW dalam berbagai hadist. “Ya Allah, aku mencari perlindungan kepadamu dari kusta, kegilaan, kaki gajah, dan penyakit jahat. (HR Abu Daud) [LN/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis