Ibu, Lindungi Buah hatimu dari Bullying

Oleh: Sri Purwanti, Amd.KL

 

Parenting – Istilah bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu “bull” yang berarti banteng. Secara etimologi kata “bully” berarti penggertak, orang yang mengganggu yang lemah. Bullying dalam bahasa Indonesia disebut “menyakat” yang artinya mengganggu, mengusik, dan merintangi orang lain(Wiyani, 2012). Jadi bullying bisa di artikan sebagai tindakan menggunakan pengaruh atau kekuatan superior untuk mengintimidasi orang lain yang dianggap lebih lemah agar memberikan apa yang di inginkan.

Bullying lebih sering terjadi dilingkungan sekolah dasar daripada di lingkungan sekolah menengah pertama atau lingkungan sekolah menengah atas, karena anak-anak dalam lingkungan sekolah dasar masih ingin berkuasa dan mencari jati diri masing-masing, baru mengenal aturan dan masih mempelajari pengalaman-pengalaman baru yang mereka dapat

Jenis- jenis bullying:

  1. Bullying fisik, adalah jenis bullying yang melibatkan kontak fisik seperti memukul, menendang, meludahi, dan lain-lain
  2. Bullying relasi, bullying yang tujuannya untuk menolak dan memutus relasi korban, hal ini biasanya dilakukan dengan cara memusuhi korban, mengucilkan,menghasut, mempermalukan di depan umum.
  3. Bullying verbal, bully mengunakan bahasa verbal dengan tujuan untuk menyakiti, seperti mengejek, memberi julukan yang kurang pantas, memfitnah dan lain sebagainya.

Faktor penyebab terjadinya bullying:

  1. Faktor internal. Anak yang kurang perhatian dari orang sekitar cenderung menjadi anak yang suka mencari perhatian dari lingkungan sekitar, membuat onar agar mendapatkan perhatian, ingin menunjukkan kekuasaan dan kekuatannya agar mendapatkan pengakuan dari lingkungan
  2. Faktor keluarga. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama. Anak- anak yang dididik dengan kekerasan dan penuh tekanan, pola asuh serba permisif, kepedulian orang tua yang rendah, serta tuntutan agar anak selalu tampil sempurna bisa memicu perilaku agresif dan anak akan mencari pelampiasan di luar dengan cara menekan kawan yang dianggap lemah 
  3. Faktor Lingkungan. Lingkungan merupakan tempat di mana seorang anak tumbuh dan berkembang. Ketika anak tumbuh dalam lingkungan yang kondusif maka dia akan menjadi anak yang santun dan beradab, sebaliknya jika anak tumbuh dalam lingkungan yang rusak, dekat dengan kemaksiatan, dan kekerasan maka anak akan tumbuh menjadi anak yang arogan dan susah diatur.

Anak-anak yang berpotensi menjadi korban bullying biasanya adalah anak yang pemalu, usianya lebih rendah, kurang mampu, pendiam dan terlihat lemah fisiknya. Anak korban bullying biasanya menunjukkan perubahan tingkah laku, menjadi pendiam, tidak mau bergaul, depresi karena mengalami penindasan, menurunnya minat untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah,  bahkan takut ke sekolah.

Islam sangat mencela perilaku bullying karena merupakan perilaku tercela, bisa menyebabkan korban mengalami masalah kejiwaan. Sebagaimana dalam firman Allah Swt :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan orang perempuan merendahkan kumpulan yang lain, karena bisa jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (TQs: Al-Hujurat: 11)

Solusi untuk menghadapi kasus bullying

  • Bekali anak dengan kemampuan bela diri
  • Perkuat keimanan kepada Allah, sehingga anak akan merasa selalu dalam pengawasan Allah
  • Kenali dan perdalam karakter anak agar dapat mengantisipasi bermacam potensi pengintimidasian yang mungkin dapat menimpa anak.
  • Menjalin komunikasi dengan anak, supaya anak merasa nyaman menceritakan berbagai hal yang terjadi di sekolah kepada orang tuanya.
  • Menanamkan rasa keberanian dan percaya diri pada anak untuk menyelesaikan urusannya sendiri.
  • Jangan turuti jika anak meminta untuk pindah sekolah karena itu akan mengajarkan kepada anak untuk lari dari masalah.

Sudah saatnya katakan “stop” pada bullying karena bisa membawa dampak negatif baik kepada korban maupun pelaku.

Wallahu’alam

[ln/LM] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis