Indonesia dalam Cengkeraman Liberalisme
Oleh: Dina Evalina
Aktivis Dakwah Kal-Sel
LenSaMediaNews– Saat ini Amerika Serikat merupakan negara adidaya yang mengusung ideologi sekular kapitalis. Selama puluhan tahun bertahan di posisinya dengan terus menjajakan ideologi sekular kapitalis ke berbagai negara. Ia melakukan penjajahan dengan mengikat negara jajahan melalui aspek ekonomi dan politiknya.
Indonesia negeri yang kaya raya dengan sumber daya alamnya ini telah lama mengadopsi ideologi sekular kapitalis. Ideologi ini juga melahirkan paham liberal di berbagai sendi kehidupan, yang mana telah mendapat legitimasi dari rezim yang berkuasa. Liberalisasi ini pula yang mempelopori demokratisasi. Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam berpendapat, berperilaku, berkepemilikan serta beragama.
Bahkan baru-baru ini diakui oleh salah satu tokoh politik negeri, seperti dilansir dalam (Republika.co.id, 14/8/2019) Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh menyebutkan bahwa sistem bernegara Indonesia menganut sistem kapitalis yang liberal. Surya Paloh mengatakan hal demikian saat memberikan kuliah umum di Kampus Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat. Menurut Surya Paloh sebenarnya Indonesia malu-malu kucing untuk mendeklarasikan sebagai negara kapitalis yang liberal. “Kita ini malu-malu kucing untuk mendeklarasikan Indonesia hari ini adalah negara Kapitalislah, yang liberal, itulah Indonesia hari ini,” ujar Surya Paloh.
Kondisi Indonesia saat ini menegaskan apa yang disebutkan oleh Ketua Umum Partai Nasdem tersebut, Indonesia sedang berada dalam jeratan Kapitalis liberal. Sistem ini akan menghancurkan Indonesia secara perlahan. Buktinya, kekayaan alam negeri ini begitu mudahnya dikuasai oleh para kapitalis, begitu mudahnya pula asing maupun aseng masuk ke dalam negeri ini untuk bekerja dan menjalankan usahanya.
Negara yang menyerahkan kekayaan alamnya dikelola oleh para kapitalis sejatinya telah kehilangan salah satu pos pemasukannya. Yang mana dengan demikian negara akan sulit membuat perekonomian dalam negeri stabil.
Kemiskinan, pengangguran tak kunjung teratasi. Kebutuhan masyarakat semakin meningkat. Subsidi rakyat terus dipangkas. Defisit anggaran belanja negara yang kian melanda perekonomian negeri kini. Ditambah ketimpangan neraca perdagangan lantaran besarnya impor yang dilakakukan pemerintah sehingga mematikan banyak usaha-usaha lokal.
Pembiayaan pembangunan infrastruktur lewat mekanisme utang dan pajak. Sehingga utang negeri ini bertengger diangka Rp5.601 triliun. Tak cukup hanya mengandalkan utang, pemerintah mengambil jalan untuk terus menyedot uang rakyat lewat pajak yang semakin digencarkan demi memenuhi biaya pembangunan dan defisit yang kian membengkak.
Di sisi lain, sistem yang menuhankan kebebasan ini berhasil menghancurkan generasi muda bangsa. Pergaulan bebas, tawuran, narkoba dan sebagainya menjadi catatan hitam kondisi anak bangsa yang terkena virus liberalisme.
Sistem ini juga mengotori perpolitikan dalam dan luar negeri. Menghilangkan peran pemerintah sebagai pelayan rakyat, yang bekerja hanya untuk kepentingan diri sendiri dan para kapitalis. Menegakkaan hukum yang tajam ke bawah tumpul ke atas. Mengkhianati suara rakyat yang menginginkan adanya perubahan tampuk kekuasaan dengan berbagai kecurangan. Membungkam bahkan melibas rakyat yang kritis menyuarakan kebenaran. Inilah hipokrisi demokrasi yang lahir dari sistem sekuler liberal.
Kerusakan dan keterpurukan begitu nampak ditampilkan negeri ini akibat diterapkannya sistem yang salah. Negeri ini dan rakyat Indonesia dapat keluar dari kondisi tersebut hanya dengan mencampakkan sistem rusak tersebut dan segera mengadopsi sistem yang benar, dari sumber yang benar dan telah terbukti berhasil memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi umat manusia.
Tidak ada sistem di dunia ini yang mampu menyelesaikan seluruh problematika hidup manusia dan mampu memberikan kesejahteraan kepada manusia kecuali sistem Islam. Sistem yang bersumber dari Sang Maha Pencipta dan Maha Sempurna. Disampaikan oleh manusia yang mulia sebagai jawaban atas keterpurukan dan kesempitan hidup yang melanda umat manusia.
Sistem Islam yang diterapkan dalam negara Khilafah berhasil dengan gemilang mengukir tinta emas peradaban dunia. Menguasai 2/3 dunia selama lebih dari 13 abad lamanya, mewujudkan negara yang berdaulat, maju dan unggul di mata dunia. Memberikan kesejahteraan, kemakmuran terhadap seluruh rakyatnya. Melahirkan pemimpin yang mencintai dan dicintai rakyatnya. Mencetak generasi-generasi berdikari untuk kepentingan umat, negara dan agama.
Negara yang bersandarkan kepada ideologi yang benar, akan mampu bersaing dengan berbagai negara termasuk negara adidaya. Ingatlah bahwa kekuasaan negara adidaya saat ini sudah semakin rapuh karena sesuatu yang tidak ada bersumber dari Al-Khaliq lambat laun akan mengalami kehancuran. Sementara kebangkitan sistem Islam dalam bingkai khilafah adalah janji Allah yang niscaya akan terjadi.
Wallahua’lam bisshawab.
[Fa]