Sampah yang Bikin Resah
Oleh: Puji Ariyanti
(Ibu dan Pemerhati Generasi)
LenSaMediaNews– Persoalan sampah masih menjadi perkara yang rumit bagi negeri ini. Bahkan, tidak sedikit biaya telah dikeluarkan untuk menangani masalah sampah. Apalagi masyarakat yang kurang peka terhadap lingkungan, dengan seenaknya membuang sampah di selokan, sungai dan sebagainya. Hingga berdampak banjir dan merusak lingkungan. Sampah yang menggunung juga berdampak buruk bagi kesehatan dan tidak sedap dipandang mata. Ini hanya sekelumit masalah di balik sampah. Selebihnya, masih banyak masalah sampah yang belum tertangani dengan baik apalagi secara komprehensif.
Kini muncul masalah baru, yaitu adanya kiriman sampah berton-ton dari negara lain. Padahal sistem pengelolaan sampah di Indonesia belum berjalan secara maksimal dengan angka daur ulang masih 10 persen hingga 20 persen. Dilansir dari m.kumparan.com bahwa pada akhir Maret lalu ada lima kontainer sampah bermasalah yang dikirim dari Seattle di Amerika Serikat ke Surabaya, Jawa Timur. Namun semua sampah tersebut sudah dikembalikan ke Amerika Serikat.
Tak cuma di Surabaya, impor kontainer sampah ternyata juga ditemukan di Batam, Kepulauan Riau. Dilansir Antara, tim gabungan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam, dan Kantor Pelayanan Umum Bea Cukai Batam akan menindaklanjuti 65 kontainer sampah impor bermasalah yang ditemukan di Pelabuhan Bongkar Muat Batu Ampar, Batam (17/6/2019).
Maraknya impor sampah ke Indonesia, membuktikan betapa lemahnya posisi Indonesia dalam perpolitikan dan perekonomian internasional. Menjadikan sampah sebagai barang niaga yang mampu meraup keuntungan bagi produsen sampah nasional, sehingga negeri ini hanya dijadikan tempat pembuangan limbah sampah yang tidak dibutuhkan bagi negara-negara yang menguasai teknologi dan sains yang mampu menciptakan barang-barang kebutuhan manusia.
Kiriman sampah yang menggunung membuktikan lemahnya wibawa negara di hadapan para pengusaha yang mengorder sampah dari bangsa lain. Negara sangat mudah tunduk pada dikte pasar dan kekuatan asing. Jika demikian, peraturan yang digawangi penguasa pastilah berpihak pada pengusaha.
Harusnya negara menyadari akan potensi kekayaan alam yang melimpah ini, jika dikelola dengan benar akan menjadikan negara ini berdaya, yakni negara yang memiliki kekuatan mengambil sikap politik, negara yang memiliki kekuasaan ekonomi baik dalam negeri ataupun di luar negeri. Negara ini menjadi negara yang mandiri tanpa dikte dari pihak manapun.
Islam memiliki kekuatan hukum yang sempurna. Hukum yang bersumber dari zat Yang Maha Tinggi. Serta pelaksana hukum yang tunduk dan patuh hanya kepada Allah dan RasulNya.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (Al- a’raf: 96).
Hanya dengan hukum Allah dan seorang khalifah sebagai pelaksana hukum, negeri ini akan menjadi negeri baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur.[]
Wallahua’lam bishawwab[]
[LNR/Fa]