Pengangguran Kian Meningkat
Oleh: Tawati
Ancaman pengangguran kian meninggi di Ibukota. Labor Institut Indonesia atau Institut Kebijakan Alternatif Perburuhan Indonesia berpendapat bahwa pasca perayaan Idul Fitri 1440 H ini para pendatang baru yang akan mencari pekerjaan dan mengadu nasib ke Jakarta akan semakin banyak.
Dilansir VIVA.co.id, Senin, 10 Juni 2019, mereka memprediksi kurang lebih 500 ribu pendatang baru berbondong-bondong masuk ke Jakarta, dengan mengikuti sanak saudaranya ketika arus balik hari raya lebaran.
Semakin meningkatnya pendatang bisa disebabkan oleh banyaknya pembukaan lahan baru, seperti pembangunan perumahan dan apartemen di Jakarta yang semakin besar. Dampak penerapan Kapitalisme menjadi semakin nyata tatkala jumlah pengangguran kian menumpuk tanpa solusi solutif.
Meningkatnya tingkat pengangguran, karena para pendatang baru tersebut masuk ke Jakarta tanpa dibekali dengan keterampilan dan keahlian yang cukup untuk mencari pekerjaan yang sesuai.
Dalam negara khilafah, pengangguran sangat kecil kemungkinan akan terjadi. Suatu ketika Rasulullah memberikan dua dirham kepada seseorang. Kemudian beliau bersabda (yang artinya), “Makanlah dengan satu dirham, dan sisanya, belikanlah kapak, lalu gunakan kapak itu untuk bekerja!”.
Daulah Khilafah menciptakan lapangan pekerjaan, yaitu melalui dua mekanisme: Pertama, dengan memberikan pemahaman kepada individu terutama dalam pendidikan dan memberikan dorongan seseorang untuk bekerja dan pahala yang akan di dapatkan.
Dorongan kepada individu untuk bekerja. Misalnya, firman Allah Swt. “Berjalanlah kalian di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezekinya.” (QS al-Mulk [67]: 15).
Kedua, membuat kebijakan baik ekonomi maupun kebijakan sosial mengenai masalah pengangguran.
Mengapakah tidak segera mengganti dengan sistem Islam yang terbukti mampu menangani segala problema yang datang dari kehidupan termasuk pengangguran? Tanpa itu, kita akan terus menderita akibat berbagai persoalan hidup yang tidak pernah berakhir.
Wallahua’lam.
[EL/Fa]