Ajaran Khilafah Tak Boleh? Tega!
Oleh: Azma Nasira Sy
(Pemerhati Remaja)
Remaja – Antara ada dan tiada. Hayoo, tahu gak sob itu penggalan lirik lagu apa? Eh, kok malah ngomongin lirik lagu, ehehe. Tapi, apa yang mau kita omongin kali ini, ada sih sedikit sangkut-paut dengan penggalan lirik lagu itu. Loh? Emang ngomongin apa sih?
Jadi gini sob, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menyatakan bahwa pihaknya telah menghapus konten-konten terkait ajaran radikal dalam 155 buku Pelajaran Agama Islam (PAI). Karena di dalam buku-buku yang akan digunakan pada Tahun Ajaran 2020/2021 masih terdapat materi soal khilafah dan nasionalisme (m.cnnindonesia.com, 02/07/20).
What? Gimana menurut kalian sob? Kaget atau biasa aja? So pasti kaget kan? Karena ajaran Khilafah ini kan ajaran Islam. Masa ajaran Islam tidak boleh dipelajari oleh umat Islam sendiri? Rada aneh kan ya.
Sebenarnya nih sob, larangan tentang mengkaji ajaran Khilafah ini sudah muncul beberapa waktu terakhir. Sejak ramai digaungkan opini memberantas radikalisme di negeri ini oleh para pejabat tinggi. Bahkan menurut Mahfud MD, Khilafah haram untuk diikuti. Wah, wah, waah. Padahal sebagaimana yang ditegaskan oleh Ustazah Pratma bahwa ulama salaf dan saleh, yang diakui derajat keilmuannya sepakat bahwa menegakkan Khilafah di tengah umat adalah kewajiban.
Tak kurang dari Imam Al Qurthubi, An Nawawi, Al Mawardi, dan lain-lain menyatakan hal ini dengan redaksi yang berbeda. Bukan haram, melainkan wajib! Sungguh bagai bumi dan langit dalam mengikatkan diri pada syariat Allah (MuslimahNews.com, 28/01/20).
Apa yang Salah?
Sebenarnya apa sih yang ditolak dari ajaran Khilafah ini? Padahal dalam sejarah peradaban, Khilafah dulu pernah berjaya hingga 1300 tahun lamanya. Masyarakat di dalamnya sejahtera, kebutuhan pokok terjamin dan hak-hak mereka terpenuhi, baik Muslim ataupun non-Muslim. Keren kan?
Lalu apa jeleknya jika umat Islam terkhusus pelajar mempelajari tentang Khilafah? Di sinilah kita bisa melihat bahwa kebaikan dan kebathilan itu memang selalu berlawanan sob. Ada yang memperjuangkan kebaikan dan ada yang memperjuangkan kebathilan.
Nah kita, sebagai remaja Muslim tentunya kita harus menolak penghapusan ajaran Khilafah itu. Karena ajaran Islam tidak boleh kita pilah-pilih sesuka hati dan nafsu kita. Tapi, semua ajaran Islam harus kita ambil secara sempurna (Kaffah). Karena wajib hukumnya menjalankan semua perintah Allah kan sob?
Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Al-Baqarah ayat 208: “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah setan. Sungguh ia musuh yang nyata bagimu.”
Gimana sob, udah tahu kan konsekuensi jadi umat Islam? Ehehe. Iya, kita harus masuk ke dalam Islam secara keseluruhan. Mengerjakan semua perintah Allah dalam semua lini kehidupan, gak boleh pilah pilih kaya milih baju sob. Kalau kita suka pilah- pilih ajaran Islam, berarti kita sudah kerasukan jin Sekularisme yang berusaha memisahkan agama dari kehidupan sob. Hiii, serem.
Nah, apa nih kaitannya sama penggalan lirik lagu tadi sob? Antara ada dan tiada maksudnya Khilafah itu pernah ada, dan sejarah sudah membuktikan keberadaannya. Jadi jangan sampai nih sob, kita sebagai remaja Muslim menganggap Khilafah itu tiada dan tidak akan pernah ada. Apalagi sampai menganggap bahwa tegaknya Khilafah suatu hari nanti adalah khayali.
Tapi Khilafah itu pernah ada dan akan kembali ada. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.: “ Di tengah-tengah kalian ada zaman kenabian, atas Izin Allah tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang diikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang zhalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang diterima manhaj kenabian.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya (no. 18430), Abu Dawud al-Thayalisi dalam Musnad-nya (no. 439); Al-Bazzar dalam Sunan-nya (no. 2796))
So, kita berdiri diposisi mana sob? Pihak menolak Khilafah, mendukung saja atau sebagai orang yang memperjuangkannya? Tentukan! Karena sikap kita saat ini, akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak.
Bingung memulainya darimana? Gampang. Senanglah mendatangi majelis-majelis ilmu untuk menambah tsaqofah Islam, amalkan ilmu yang telah kita dapatkan, lalu perlahan memperbaiki kebiasaan buruk kita, semakin mendekatkan diri kepada Allah, berkumpulah dengan teman-teman yang salih dan bergabunglah ke dalam jama’ah dakwah yang konsisten memperjuangkan Syariah dan Khilafah, yang terakhir dan yang paling sulit adalah istiqamahlah. Semoga Allah mempertemukan kita semua di Jannah-Nya, Aamiin yaa robbal’aalamiin.
Wallahu a’lam bish-shawab.
[ry/LM]