Tawuran Pelajar, Krisis Moral Generasi Milenial
Warga dikejutkan dengan ribut-ribut di Jalan Raya Bogor, tepat di depan LIPI Bakos Cibinong, Jumat (17/7/2020). Sejumlah pelajar terlibat baku hantam hingga adu senjata tajam di sepanjang jalan poros tersebut. Mengakibatkan jalanan macet parah, membuat beberapa warga panik dan menjauh karena beberapa remaja yang mengacung-acungkan senjata tajam (sajam). Beberapa oknum warga juga ikut terlibat dalam tawuran yang pecah di tengah pandemi Covid-19 tersebut. Alhasil, peperangan pun semakin memanas. Beruntung tidak ada korban jiwa karenanya. Tidak diketahui secara pasti apa penyebab tawuran terjadi.
Sebagai pelajar, sekaligus generasi penerus bangsa, seyogianya para pelajar berperilaku sebagaimana layaknya penuntut ilmu. Bukannya malah menunjukkan fenomena yang berbeda dari yang diharapkan. Seperti kekurangan referensi mengenai bagaimana kehidupan sebagai pelajar dijalani.
Apa hebatnya tawuran? Jika hanya merugikan diri sendiri juga orang lain. Mengganggu keamanan lingkungan. Membuat macet jalanan. Apalah arti kehebatan berkelahi, jika melawan hawa nafsu untuk melanggar aturan Ilahi saja tidak mampu.
Seyogianya pemerintah lebih menekankan pendidikan berbasis Islam di sekolah. Bukan mendominankan pendidikan ala sekuler yang hanya mementingkan keunggulan kognitif di sekolah. Sementara mengesampingkan pendidikan agama hanya di masjid-masjid. Di mana hasilnya adalah individu berkarakter kuat, karakter Islam, berpola pikir dan tingkah laku Islami. Sehingga tawuran dapat diminimalisir atau bahkan tenggelam. Semoga kita bisa segera menerapkan sistem tata aturan yang paripurna menyelesaikan segala persoalan kehidupan.
Elok Sri Mulyati
(Banjarmasin, Kalimantan Selatan)
[LM]