Corona Mengembalikan Peran Ibu yang Tergadaikan

  1. Oleh: Ummu Taqillah

(Komunitas Setajam Pena)

 

LensaMediaNews – Dampak social distancing karena Covid-19 begitu dirasakan semua kalangan masyarakat. Tak terkecuali orang tua, terkhusus ibu yang mana “dipaksa” menjadi guru di rumah untuk putra putrinya selama masa ini. Sudah kurang lebih 2 pekan berjalan dan di awal-awal sudah banyak keluh kesah para ibu dengan adanya kebijakan ini. Banyak ibu yang mengeluh tambah stres karena anak tidak nurut untuk belajar mengerjakan tugas sekolah dan lain sebagainya.

Sangat maklum, di tengah sistem kapitalis sekular seperti sekarang jika ibu merasa syok ketika harus mendampingi anak-anak usia sekolah untuk tinggal di rumah. Karena selama ini kurikulum pendidikan yang berbasis full day school sudah menyita waktu anak lebih banyak di sekolah dan sebagian ibu merasa bernafas lega atau bahkan bebas tanpa adanya anak di rumah. Sehingga, ketika kebijakan stay at home diberlakukan, maka para ibu kelabakan dan stres.

Apalagi, tak ada persiapan dan bekal khusus yang diberikan pemerintah dalam kebijakan ini. Ditambah selama ini sistem sekular memang tidak menyiapkan bagaimana orang tua, terutama seorang ibu berperan dan berkewajiban dalam mendidik putra-putrinya. Sekularisme juga telah menjauhkan peran ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya. Sehingga kebijakan stay at home dan mengharuskan anak-anak belajar di rumah seolah menjadi bumerang bagi para orang tua terutama ibu.

Tak bisa dipungkiri memang, dengan kurikulum sekolah yang berat, tugas-tugas sekolah yang diberikan dan harus dikerjakan di rumah semakin menumpuk membuat orang tua kuwalahan mendampingi. Belum lagi ketika anak-anak mendadak bosan dan bermalas-malasan mengerjakannya, hal itu akan memicu orang tua emosi dan stres. Belum lagi dengan keharusan menggunakan media online dalam pengumpulan tugas, tak semua orang tua mampu memenuhi.

Begitulah pendidikan dalam dekapan sekularisme. Semua berjalan hanya karena tuntutan sistem dan kebijakan yang tak sesuai fitrah manusia. Padahal Islam telah mengatur bagaimana pendidikan yang paling tepat dan sesuai dengan fitrah kita sebagai manusia.

Dan dengan adanya kebijakan belajar di rumah karena wabah Corona atau Covid-19 ini, harusnya mengembalikan peran ibu yang dulu seolah tergadaikan. Semakin merekatkan hubungan di antara anggota keluarga. Dan yang utama adalah bagaimana mengembalikan dan memahamkan kepada para orang tua, terutama ibu yang berperan sebagai al umm madrasatul ula yang berarti ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Ibu yang mengajarkan tauhid dan akhlak mulia sejak dini serta mengenalkan prioritas amal mana yang wajib, sunah, mubah, haram, dan makhruh.

Ketika dalam keadaan seperti ini, haruslah disyukuri ketika kita mempunyai waktu lebih banyak bersama anak-anak. Ini kesempatan bagi ibu untuk kembali merengkuh anak-anak dalam asuhan sesuai syara’ yang mungkin tak didapatkan anak ketika di sekolah. Mengajak dan mengingatkan anak agar melakukan semua aktifitas dengan sukarela karena Allah semata.

Memberitahukan kepada anak bagaimana bersikap dalam menghadapi wabah seperti yang diajarkan Rasulullah, dan bersabar dalam cobaan ini. Menguatkan dan membimbing anak agar tak malas dalam menyelesaikan tugas karena itu bagian dari tholabul ‘ilmi yang merupakan kewajiban dari Allah SWT. Saling mengingatkan bahwa kita diciptaka oleh Allah hanya untuk beribadah kepada-Nya, dalam keadaan apapun dan dimanapun.
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)

 

[hw/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis