Di tengah keterpurukan ekonomi Indonesia, Presiden Joko Widodo justru menyetujui usulan pembuatan terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral. Pro dan kontra merebak di tengah-tengah masyarakat. Pasalnya tidak ada urgensi pemerintah dalam membangun terowongan tersebut. Terlebih lagi akan dibutuhkan dana yang cukup besar. Akan lebih baik jika dana yang dikeluarkan dipakai untuk kesejahteraan rakyat.

Rencana dibangunnya terowongan silaturahmi dianggap sebagai simbol toleransi antar umat beragama. Padahal, ini sesungguhnya menunjukkan adanya program liberalisasi yang mengarah pada pluralisme agama. Paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif. Jika semua agama benar, maka tak satu pun berhak mengatur yang lainnya.

Padahal dalam Islam, toleransi antar umat beragama telah diatur dengan sempurna. Toleransi dalam Islam memiliki batasan yaitu akidah. Akidah adalah hal yang sangat mendasar bagi seorang muslim. Sehingga tidak boleh sedikitpun tercampuri oleh pengaruh atau keyakinan lain. Sehingga toleransi yang diajarkan dalam Islam adalah menghormati prinsip agama masing-masing. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.

 

Nurul Aqidah

(Muslimah Ideologis, Bogor)

[lnr/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis