Retreat Kabinet Gemoy, Unfaedah

Oleh : Ariani

(Guru dan Penulis Muslimah Malang Raya)

 

Lensa Media News – Beberapa hari ini di layar kaca dan medsos bersliweran para Menteri KMP (Kabinet Merah Putih) memberi testimoni kegiatan Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah mulai Jumat 25 Oktober sampai Minggu 27 Oktober 2024. Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyebut retreat Kabinet Merah Putih di Akademi Militer Magelang, semakin memperjelas orientasi pemerintahan Prabowo-Gibran. Menurutnya, sesi retreat kabinet diperkuat oleh sesi-sesi materi oleh para menteri dan kepala badan yang memberikan orientasi pemerintahan ke depan. Selain itu kegiatan yang dilakukan adalah olahraga pagi, latihan baris-berbaris dengan menggunakan seragam Komponen Cadangan (cnnindonesia.com, 27-10-2024)

Retreat Kabinet Merah Putih ini memang didanai dari kantong pribadi Presiden terpilih, Prabowo Subianto (suarapemerintah.id, 2-11-2024). kegiatan ini bukan hanya menguji fisik, tetapi juga mempererat ikatan antar anggota kabinet, menyelaraskan visi, dan membentuk kekompakan sebagai satu tim. Namun sayangnya dalam kegiatan ini terlihat kehidupan mewah dan glamour sama sekali tidak menyentuh penderitaan rakyat. Hanya membentuk tim building saja namun tidak menggambarkan visi misi menyelesaikan masalah bangsa. Apa yang bisa rakyat harapkan ke depannya? Ketika kabinet ini kembali ke Jakarta akan kembali ke habit lama mereka.

 

Rakyat Butuh Apa Sih?

Sepertinya sulit membangun optimisme rakyat terhadap kabinet gemoy dengan total 110 orang setelah pelantikan. Beberapa pengamat menilai ini tidak sejalan dengan semangat reformasi birokrasi. Gemuknya Kabinet ini dikhawatirkan membuat roda pemerintahan semakin tidak efisien dan anggaran semakin melonjak. Kabinet Merah Putih yang jumbo ini lebih terkesan sebagai kabinet akomodatif atas balas jasa dari berbagai pihak yang mengantarkan Prabowo jadi presiden (liputan6.com, 22-10-2024). Tentunya dengan gemuknya kabinet memerlukan tambahan anggaran gaji, anggaran sarana prasarana, bahkan kendaraaan serta rumah dinas. Sedangkan sekarang rakyat sendiri sedang terhimpit ekonomi ditengah tekanan inflasi harga yang memukul mundur daya beli rakyat terhadap kebutuhan bahan pokok.

Hal urgent yang dibutuhkan rakyat saat ini bukan hanya kedisiplinan dan sinergitas antar anggota kabinet. Rakyat membutuhkan kerja nyata perbaikan ekonomi, jaminan kesehatan rakyat, ketersediaan lapangan pekerjaan, pemberantasan kriminalitas bahkan kurikulum pendidikan dengan blue print yang jelas. Namun hal itu sepertinya sulit terwujud meskipun sudah dilakukan retreat membentuk tim building di akmil karena para kabinet ini didominasi menteri-menteri bekas kabinet sebelumnya, politisi-politisi parpol yang pasti akan masih melekat pada dirinya agenda parpol asalnya. Dan ini adalah khas politik dalam demokrasi yaitu deal-deal manis kekuasaan seperti yang diakui bahlil dalam tirto.id (21-10-2024) mengakui adanya tukar guling jabatan dengan Partai Gerindra. Dalam Kabinet Merah Putih, kader-kader Partai Golkar mengisi delapan kursi menteri dan tiga kursi wakil menteri. Sebagai gantinya, Partai Gerindra dapat mendudukkan kadernya di posisi Ketua MPR RI. Lalu kapan akan memikirkan kesejahteraan rakyat jika orientasi parpol hanyalah seputar kekuasaan dan menambah pundi-pundi kekayaan?

Sistem Islam

Dalam sistem Islam, aturan yang diterapkan hanyalah aturan Allah yang bersifat baku dan mengikat semua umat baik itu rakyat biasa, pejabat negara bahkan sang pemimpin yaitu khalifah. Hukum-hukum syara sudah jelas mana yang maksiat dan apa saja konsekuensinya. Tujuan hidup manusia jelas yaitu beribadah kepada Allah SWT. Standar perbuata di dalam sistem Islam sudah jelas halal atau haram, Allah ridha ataukah Allah murka. Penguasa pun dengan keimanannya akan bersikap sebagai junnah yang melindungi rakyatnya dari kemiskinan, kesejahteraan bahkan dari jurang maksiat.

Seluruh pegawai yang berkerja pada negara Khilafah diatur sepenuhnya di bawah hukum-hukum ijârah (kontrak kerja). Para pegawai bekerja sesuai dengan bidang masing-masing dengan selalu memperhatikan hak dan kewajiban mereka sebagai pegawai negara maupun sebagai rakyat. Semua itu disebabkan karena seluruh pegawai Muslim Khilafah bekerja tidak sekadar karena ingin mendapatkan upah. Lebih dari itu mereka memahami bekerja melayani urusan rakyat merupakan ibadah yang memiliki banyak keutamaan sesuai sabda Rasullah yaitu Siapa saja yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Siapa saja yang menghilangkan kesusahan dari seorang Muslim maka Allah akan menghilangkan salah satu kesusahannya dari kesusahan-kesusahan di Hari Kiamat (HR al-Bukhari dan Muslim).

Ya, Islam merupakan risalah yang paripurna dan universal. Islam mengatur seluruh masalah kehidupan,serta memecahkan seluruh masalah manusia. Islam juga mengatur hubungan manusia dengan penciptanya, dirinya sendiri, serta sesama manusia di setiap waktu dan tempat.

 

[LM/nr]

Please follow and like us:

Tentang Penulis