Retreat Kabinet Baru, Harapan Rakyatkah?
Oleh: Ummu Alkhalifi
Komunitas Setajam Pena
LensaMediaNews.com, Opini — Telah usai prosesi pembekalan jajaran anggota Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah. Diketahui tiga hari berturut-turut pelaksanaan pembekalan tersebut yang berakhir pada hari Minggu, 27/10/24.
Presiden RI menyebutkan alasan pembekalan dilakukan sebelum anggota KMP mulai bekerja. Menurutnya sebuah kabinet negara yang besar tidak berasal dari suatu kelompok atau suatu partai dan itu adalah sesuatu yang sulit. Maka harus ada kerja sama yang baik di antara tokoh-tokoh elite politik dan tokoh-tokoh kemasyarakatan. (liputan6.com, 28/10/24). Retreat dilakukan dengan tujuan penyatuan visi dan misi membentuk bonding serta building bagi para jajaran pejabat baru Kabinet Merah Putih.
Lalu apakah ada kebaikan yang di harapkan oleh rakyat? Dari sini kita harus ingat bahwa rakyat tidaklah cukup dengan kedisiplinan dan sinergi para pejabat saja, namun visi baru untuk perubahan yang lebih penting.
Jika kita lihat sejauh ini, sistem yang diterapkan kapitalisme sekuler tidak pernah ada keadilan dan kesejahteraan menyelimuti masyarakat. Yang ada hanyalah kegagalan di setiap langkahnya, karena saat ini yang diterapkan hanyalah kebatilan, yakni sistem sekuler. Sistem demokrasi yang diterapkan atas pemerintahan kepada masyarakat yang mayoritas penduduknya adalah muslim ini, nyata menolak peraturan yang ditetapkan Allah SWT Sang Pencipta manusia dengan seperangkat aturannya.
Ketika kedaulatan hukum di tangan manusia dan aturan dibuat olehnya, maka sudah pasti hawa nafsu kepentingan berkuasa di dada mereka. Inilah realita kebatilan yang sangat keji dan tidak sebagaimana fitrahnya manusia. Kebatilan adalah awal rusaknya tatanan hidup manusia, dimana ketika para pejabat yang merupakan wakil rakyat selama ini hanya bermulut dan berjanji manis tanpa membuahkan hasil. Mereka menduduki kursi hanya untuk berbagi kekuasaan dan lupa bahwa mereka harus menjadi jajaran teratas yang profesional dalam riayah kepentingan rakyat.
Terbukti bahwa tidak layaknya kita berharap kepada sistem yang penuh dengan kebatilan yang semakin menjauhkan rakyat dari keadilan dan kesejahteraan. Akan jauh berbeda saat sistem Islam diterapkan di tengah umat manusia. Ketika Islam memilih para pejabat yang ditugaskan sebagai pembantu khalifah, yaitu mereka yang ber-syakhsiyah Islam tinggi dan tentu tidak menjadikan kepentingan berkuasa dalam benaknya.
Segala sesuatu yang digunakan untuk melayani rakyat adalah seperangkat aturan yang berasal dari Allah yakni merujuk pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Melingkup semua jajaran baik pejabat, aparatur negara dan rakyat. Semuanya adalah mutlak, yaitu pasti aturan yang sesuai dengan fitrah manusia. Maka dari sini harapan kehidupan yang adil dan penuh kesejahteraan akan terwujud dengan rahmat bagi seluruh alam. Dengan diterapkan Islam secara kaffah dalam bingkai Daulah Khilafah. Wallahu a’lam bishshawab. [LM/ Ah]