Sistem Kapitalisme Merobohkan Bangunan Keluarga

Oleh. Netty al Kayyisa

 

 

LenSa MediaNews__ Keluarga adalah benteng terkecil seseorang mendapatkan rasa nyaman, keamanan dan ketentraman. Di dalam keluargalah seharusnya seseorang mendapat ketenangan karena hubungan darah yang mengikat mereka. Hanya saja, hari ini kondisi itu tak lagi bisa kita jumpai. Banyak kasus kriminal yang melibatkan keluarga. Sebagaimana yang terjaid di Balikpapan, seorang anak membunuh ibunya dengan menebas parang ke leher sang ibu. Meski diindikasi anak tersebut mengalami gangguan jiwa, peristiwa ini tetap membawa luka dan mengiris jiwa. Begitu juga yang terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat, seorang ibu tega membunuh anaknya yang masih berusia 6 tahun. Meksi status anak tersebut anak tiri, apakah tak ada sedikitpun rasa kasih sayang dalam diri si ibu tiri hingga tega membunuh anaknya? Menambah deretan panjang kasus kriminal dalam keluarga sebagaimana yang diberitakan di metronews.com (24-8-2024), seorang anak warga Desa Kasugengan Kidul Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon tega menghabisi nyawa ayahnya. Tak hanya itu pelaku juga melukai adik perempuannya. Semua motif pembunuhan belum terungkap. Pihak berwenang masih menyelidiki bahkan masih ada pelaku yang buron.

 

Menilik berbagai peristiwa ini, benarkah ikatan keluarga telah hilang? Padahal Allah telah memberikan naluri melestarikan jenis, berkasih sayang sesama anggota kelaurga, dan itu fitrah bagi setiap manusia. Yang perlu kita pahami bahwa, setiap naluri yang diberikan Allah sebagai potensi kehidupan manusia memiliki dorongan dari luar. Naluri ini tidak akan muncul sendirinya tanpa distimulus kemunculannya.

 

Kehidupan hari ini serba diukur dengan materi. Standar kebahagiaan, keberhasilan dan kesejahteraan hanya berlandaskan materi. Maka mendorong munculnya sikap tamak, menghilangkan sikap berkasih sayang hatta kepada sesama keluarga. Naluri berkasih sayang kepada adan saudara teredam dengan naluri mempertahanan diri dan kecintaannya pada harta semata. Karena dalam sistem kehidupan kapitalisme, dorongan menguasai materi sangat besar dan menghalalkan berbagai cara, tak ada lawan dan kawan abadi, bahkan bangunan keluarga bisa dirobohkan atas kepentingan materi dan kesenangan sesaat.

 

Dengan kehidupan kapitalisme ini akan semakin menjauhkan keluarga dari fungsi sebenarnya bahkan mampu merobohkannya. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem kehidupan yang lebih manusiawi untuk mengembalikan peran keluarga sebagaimana mestinya, mengembalikan rasa kasih sayang antar sesama anggota keluarga sehingga tujuan dibentuknya sebuah keluarga bisa dicapai dengan sempurna.

 

Sistem yang mampu mewujudkannya hanya sistem Islam. Tak hanya memanusiakan manusia tetapi sistem inilah yang diturunkan Allah untuk mengatur seluruh kehidupan manusia. Dengan menerapkan sistem Islam, ada jaminan dari Sang Pencipta untuk kehidupan yang lebih baik.

 

Karena dalam Islam memiliki sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam. Dalam pendidikan mengajarkan hanya Allah yang wajib disembah dan diikuti segala aturan. Allah menentukan sikap kita kepada keluarga harus mengikuti syariah Islam. Dalam sistem pendidikan Islam juga akan mengajarkan cinta dan benci hanya karena Allah. Ikatan yang sesungguhnya adalah ikatan akidah. Islam juga mengajarkan peran dan fungsi masing-masing anggota keluarga. Ayah yang harus menanggung nafkah anak dan istrinya, ibu yang bertugas di rumah dan memberikan kasih sayang pada seluruh keluarga, anak yang memiliki kewajiban menghormati orang tua, dan sederet aturan dalam rumah tangga yang lain, yang akan menyeimbangkan setiap peran keluarga.

 

Tak hanya sistem pendidikan, Islam pun memiliki sistem ekonomi yang akan menjamin kesejahteraan seluruh umatnya. Sistem ekonomi Islam akan menjamin ayah mampu mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya. Dengan konsep kepemilikan dalam Islam, akan mampu memaksimalkan sumber daya yang ada untuk kesejahteraan umat.

 

Sistem politik dalam Islam juga berperan dalam mengokohkan bangunan keluarga muslim. Politik Islam yang menjadikan penguasa adalah pelindung, pengatur, dan yang bertanggung jawab atas seluruh urusan umat, akan melaksanakan fungsinya dengan tepat. Penguasa akan mengurus rakyatnya sesuai dengan syariah Islam, memberikan sanksi yang tepat jika ada pelanggaran syariah.

 

Dengan sistem Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan, tak hanya mengokohkan bangunan keluarga tetapi sekaligus membentuk sebuah peradaban besar yang dibangun dari sebuah keluarga muslim yang kokoh. Wallahuálam bishshawab.

Please follow and like us:

Tentang Penulis