NPD Menyerang Pengemban Dakwah, Kok Bisa?
Oleh : Zhiya Kelana, S.Kom
LenSa Media News.com, Hebohnya perceraian artis Baim Wong menggemparkan dunia maya, artis tersebut disorot karena netizen menduga dia mengidap gangguan Narcissistic personality disorder (NPD). Sebabnya karena artis tersebut terus mencari perhatian ditengah kasus perceraiannya dengan membongkar aib mantan istrinya.
“Penyebab dari pada Narcissist Personaly Disorder (NPD) seorang yang selalu ingin tampil, ingin dipuji, ingin dominan, ingin super power, tidak empati pada orang lain. Itu dijelaskan oleh psikolog, psikiater, dan para ahli psikolog. Bahwa disebabkan karena dari dulu sering dipuji dan diangkat-angkat,” ucap Ustaz Abdurrahman Zahier dalam video yang diunggah Paula Verhoeven (viva.com, 28-10-2024).
Orang dengan gangguan NPD sebenarnya bukan hanya karena merasa sangat percaya diri atas kemampuannya, tetapi juga bisa jadi karena orang tersebut butuh perhatian.”Atau sebaliknya, dia defisit attention dia kekurangan daripada pujian maka terkadang anak perlu diapresiasi tapi tidak perlu berlebihan,” bunyi video itu.
“Makanya Allah jadikan adanya kegagalan, adanya kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspektasi, adanya realita yang tidak sesuai dengan angan-angan, disebabkan karena Allah ingin kita tidak ujub,” kata Abdurrahman Zahier.
Gangguan NPD ini kerap di alami oleh mereka yang hidup dalam sistem ini. Dan memang sebagian dialami oleh para publik figur, tokoh dan masyarakat pada umumnya. Penyakit mental ini sangat berbahaya, karena bisa sangat merusak orang disekitarnya dengan tuduhan yang tidak benar.
Dan akan lebih berbahaya lagi jika hal ini juga dialami oleh para pengemban dakwah. Yang niatnya adalah ingin berdakwah, tapi akhirnya menjadi orang dengan gejala NPD juga. Maka perlu meluruskan kembali niatnya harus benar dan karena berharap ridho Allah. Karna jika niatnya salah maka semua akan menjadi salah.
Salah satu sikap dari NPD ini adalah mencari perhatian orang, jika hal itu untuk dakwah memang diharuskan karena bagian dari penyebaran opini Islam. Namun gejala ini menjadikan para pengemban dakwah yang harusnya menjaga hatinya menjadi tercemari. Apalagi ketika ada banyak persoalan yang dihadapinya, dia merasa benar dan tak mau disalahkan sehingga tidak mau menerima nasehat lagi.
Yang harusnya dengan akidah Islam dia bisa menyaring pemikiran yang benar dengan pedoman yang telah dituntunkan. Menjadikannya lebih banyak introspeksi diri dan muhasabah, jangan sampai penyakit hati yang pengen narsis atau cari perhatian menjadi salah artinya dan akhirnya malah menjadi sombong. Karena para pengemban dakwah adalah manusia biasa yang bisa saja berbuat khilaf, namun jika hal ini tak diatasi akan menggerogotinya dari dalam yang tak lagi ikhlas dalam dakwah.
Seperti firman Allah berikut ini yang artinya,“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (TQS Al-Ashr : 1-3).
Dimana sebagai seorang muslim harus saling memberi nasehat, itulah bentuk rasa sayang dan cintanya kepada saudara seakidahnya ketika melihat mereka mulai keluar dari jalurnya. Namun nasehat selembut apapun akan menjadi sangat menyakitkan bagi mereka yang memang sudah terlanjur mengalami penyakit ini. Bahkan bisa salah menganggap bahwa si pemberi nasehat hanya bersuuzon kepadanya. Jika sudah seperti ini, maka apa yang harus kita lakukan? Kembali luruskan niatmu kepada Allah. Wallahu’alam. [ LM/ry ].