Sakit dan Menyakitkan!
Oleh: Beta Arin Setyo Utami, S.Pd.
(Tutor Rumah Belajar Anugrah Ilmu)
LenSaMediaNews.com__Dunia jagat maya tengah dihebohkan dengan beredarnya foto yang menarasikan pertemuan antara lima tokoh Nahdlatul Ulama dengan Presiden Israel Isaac Herzog, di tengah berlangsungnya agresi zionis yahudi di Gaza, Palestina. Dikutip dari laman Kompas.com (17/07), lima orang ini adalah Zainul Maarif, dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) yang juga Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PWNU Jakarta, Munawir Aziz sebagai Sekretaris Umum Persatuan Pencak Silat juga menjabat sebagai Sekum Pagar Nusa. Kemudian, Nurul Barul Ulum dan Izza Anafisa Dania adalah anggota dari Pimpinan Pusat Fatayat NU, serta Syukron Makmun adalah Ketua Pengurus Wilayah NU Banten.
Tampak foto tersebut diposting oleh akun instagram @zenmaarif milik salah satu di antara kelima orang tersebut, yaitu Zainul Maarif yang bertuliskan “berbincang langsung dengan presiden Israel”. “Alih-alih demonstrasi di jalanan, saya lebih suka berdiskusi dan mengungkap gagasan terkait konflik antara Hamas-Israel dan relasi Indonesia-Israel. Saya bersama rombongan berdialog langsung dengan Presiden Israel, Isaac Herzog,“ tulis @zenmaarif.
Sontak hal tersebut memicu kontroversi di tengah masyarakat. Sebab dinilai telah mencederai nilai kemanusiaan, berkhianat dan sungguh sakit juga menyakitkan bagi umat, terutama bagi umat Islam di Palestina bahkan seluruh dunia. Bagaimana tidak, organisasi Islam terbesar dan mempunyai basis massa terbanyak di Indonesia justru datang, berjabat tangan, bersua foto bahkan dengan rela berdialog dengan pihak yang secara sadar dan membabi buta membantai saudaranya sendiri di Palestina. Bahkan NU selama ini menyatakan pro-Palestina, bukan pro-Israel. Maka wajar jika umat sangat marah dan mengecam keras tindakan tersebut.
Ditambah lagi hingga saat ini empati publik masih kian tinggi dan terus memuncak atas korban penjajahan Israel di Palestina. Kecaman terhadap pemerintah Israel untuk menghentikan serangan ke Gaza-Palestina pun masih gencar disuarakan.
Hal tersebut nampak dari berbagai upaya yang telah dan masih terus dilakukan masyarakat untuk menyikapi penjajahan di Gaza, Palestina. Mulai dari pengecaman, boikot produk yang berafiliasi dengan zionis, aksi demonstrasi di berbagai daerah.
Bahkan tak luput datang dari pernyataan sikap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang walk out saat pidato Dubes Israel di PBB, secara tegas menyampaikan akan konsisten membela Palestina. Sehingga semakin menambah tingkat kekecewaan masyarakat pada organisasi hijau ini, yang justru dinilai telah bersikap berseberangan dengan masyarakat.
Sudah sangat jelas bahwa Zionis Yahudi Israel adalah musuh yang nyata memerangi kaum muslim, khususnya muslim Palestina. Maka seharusnya sikap kaum muslim sedunia adalah tegas dan keras juga menyatakan perang. Bukan malah bermanis muka apalagi bercakap-cakap ria. Allah telah mengabadikan di dalam firman-Nya: “Muhammad Rasulullah dan orang-orang yang bersama dengan dia itu bersikap keras terhadap kaum kafir dan berlemah lembut kepada sesama mereka (kaum Muslim).” (TQS. Al-Fath: 29)
Semakin dipertegas, Allah memerintahkan sikap kaum muslim dalam menghadapi kaum kafir: “Wahai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang ada di sekitar kalian dan hendaknya mereka merasakan kekerasan dari kalian.” (TQS. At-Taubah: 123). Sehingga tidak ada alasan atau dalih apapun untuk membenarkan tindakan yang nyata-nyata berseberangan dengan perintah Allah Swt. dan Rasulullah saw.
Mereka yang tengah berkawan dengan Zionis Yahudi laknatullah dan berkoalisi untuk memusuhi kaum muslimin, jika di dunia mereka mendapat kecaman, hujatan, hinaan dan sebagainya, ternyata ada hal yang jauh lebih mengerikan dan siap menanti mereka jika mereka tidak segera sadar, taubat dan memperbaiki diri, na’udzubillah.
Hendaklah dijadikan renungan, tatkala Rasulullah Saw., bersabda: “Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang dihimpun dalam kesatuan. Jika saling mengenal di antara mereka, maka akan bersatu. Dan yang saling merasa asing di antara mereka maka akan berpisah.” (HR. Muslim 6376)
Sejatinya hidup untuk kehidupan yang sebenarnya, yakni dengan menjadikan hidup saat ini untuk mencari rida Allah, dan meneladani Rasulullah. Sehingga, kelak bisa benar-benar menikmati kehidupan yang abadi. Semoga Allah menyadarkan orang-orang yang melenceng dari agama-Nya. Dan Allah mengistikamahkan orang-orang yang memperjuangkan agama-Nya.
Wallahu a’lam bishawab. [LM/Ss]