Moderasi Beragama Digaungkan Lagi, Ada Apa Ini?
Oleh : Ferrina Mustika Dewi
( Pegiat Dakwah Remaja)
LenSa MediaNews__ Psst, baru-baru ini Pemerintah Kabupaten Bekasi baru saja mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), pada Kamis (4-7-2024). Acara ini diikuti para tokoh lintas agama, ASN, dan pejabat daerah se-Kabupaten Bekasi. Apa saja, sih yang dibahas ? Dalam forum tersebut dibahas terkait Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2023, tentang Penguatan Moderasi Beragama. Kegiatan yang diadakan untuk mewujudkan kerukunan umat beragama, khususnya di Kabupaten Bekasi (radarbekasi.id, 05-07-2024).
Pejabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan mengungkapkan, “Penguatan moderasi beragama ini harus dijalankan dari tingkat desa dan kecamatan. Oleh karena itu, kita ajak mereka (para Camat) untuk berdiskusi. Serta, merumuskan pola-pola pembinaan kerukunan beragama. Agar kita bisa kembangkan di Kabupaten Bekasi”. Harapan besar dari forum ini harus bisa menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi, meredam, dan memberikan solusi. (bekasikab.go.id, 04-07-2024)
Nah, memangnya moderasi beragama bisa, ya jadi solusi dari konflik antarumat beragama ? Selama ini moderasi beragama kerap dianggap sebagai solusi meredam konflik antarumat beragama, juga konflik besar lainnya. Termasuk usaha moderasi beragama yang dilakukan 5 anggota muda NU yang baru saja mengunjungi Israel dan bertemu dengan presiden negara penjajah itu, lho. Dalihnya mereka mewakili Islam moderat untuk meredam konflik Palestina-Israel.
Masalahnya, moderasi beragama atau sering disebut moderasi Islam dibuat sebagai bagian dari rencana busuk Barat. Mereka mencoba menjauhkan umat Islam dari pemahaman Islam sebagai ideologi. Padahal jelas-jelas Islam enggak hanya soal ritual saja, tapi juga banyak aturan hidup yang disertai metode penerapannya. Sayangnya moderasi beragama yang sudah berlangsung lama ini membuat sebagian umat Islam terjerumus. Atas nama toleransi dan moderasi, umat Islam harus mengakui bahwa semua agama di Indonesia adalah benar. Tentu saja, hal tersebut menyalahi akidah Islam. Allah berfirman :
“Sesungguhnya agama (yang diridai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS Ali Imran : 19)
Beda halnya dalam sistem Islam yang semua warga negara baik muslim maupun non-muslim memiliki kedudukan yang sama dalam bernegara. Pada kehidupan umum juga diberlakukan sistem Islam secara menyeluruh, seperti bidang ekonomi, pendidikan, hingga hukuman dan sanksi. Terutama dalam sistem pendidikan Islam yang menyiapkan setiap anak agar melaksanakan syari’at dan menjalani kehidupannya dengan aturan yang benar.
Sedangkan dalam masalah pribadi keagamaan, nonmuslim dipersilakan memeluk agamanya dan menjalankan kehidupan sesuai aturan agamanya. Ritual mereka beribadah, menikah, merayakan kelahiran, atau upacara kematian pun, dibebaskan menurut agama masing-masing. Misalkan, ada pesta mereka yang disertai minuman keras, dibolehkan asal membuat sendiri dan diminum di lingkungan khusus mereka sendiri, tidak di tempat umum. Beda banget di zaman sekarang, kan?
Islam telah mendorong umatnya untuk hidup damai, rukun, saling menghormati, tolong menolong, serta bekerja sama dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk interaksi dengan nonmuslim. Bahkan belasan abad lalu, kehidupan dengan sistem Islam telah ada sejak masa Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, Umayyah, Abbasiyah, hingga Utsmaniyah.
Kalau ada yang beranggapan kita berpegang teguh dan menginginkan aturan Islam diterapkan di kehidupan kita adalah sebuah radikalisme yang harus dicegah, itu salah besar. Karena Islam adalah agama yang langsung diturunkan oleh Allah Ta’ala. Islam diturunkan dari Allah sebagai solusi seluruh permasalahan manusia dengan memandang manusia sama terhadap aturan Islam yang memberikan keadilan yang hakiki (muslimahnews.net, 20-05-2024).
Jelas ya, guys, Islam hadir sebagai panduan hidup yang harus dijalankan secara menyeluruh oleh umat muslim. Allah akan menurunkan keberkahan, serta memberikan keadilan bagi setiap manusia di dunia.[]
Wallahua’lam.